Sunday, 4 February 2018

Hubungan Antar Manusia



1. Pengertian Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia satu sama lain yang bersifat action oriented mengandung unsur- unsur kejiwaan yang mendalam untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Hubungan antar manusia mempunyai 3 pengertian yakni pengertian menurut ahli, dalam arti luas dan arti sempit, yaitu :
Ø  Cabot dan Kahl ( 1967 ): hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interkasi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
Ø  H. Bonner ( 1975 ) : interaksi adalah hubungan antara dua lebih individu manusia dan perilaku yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
Ø  Keith Davis “ Human Relation “ adalah interkasi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interkasi orang- orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Ø  Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan: 1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; 2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.


  1.   2.    Sifat – Sifat Hubungan Antar Manusia

Ø  Mendalam, ada unsur ikhlas jadi komunikasi melibatkan perasaan, dimana upaya untuk membantu harus dengan perasaan ikhlas tanpa pamrih.
Ø  Dialognya mendalam, sampai hal- hal yang bersifat pribadi bisa diutarakan untuk maksud mengetahui permasalahan dan dapat memecahkan masalah sampai tuntas.
Ø  Action oriented / berorintasi pada tindakan, jadi kegiatan benar- benar bisa teramati, bukan suatu niat saja.
Ø  Aktif dan reaksi, harus ada timbal balik antara komunikator dan klien.
Ø  Merubah sikap, dengan hubungan dengan orang lain sikap bisa berubah entah menjadi positif atau negatif.
Ø  Pendapat dan tanggapan. Hal ini dapat menambah wawasan dan pendewasaan dalam gaya berpikir.
Ø  Perilaku bisa diamati, dengan interaksi kita akan bertemu, bergaul memberikan bantuan pada orang lain, dan kegiatan- kegiatan itu dapat diamati

3. Syarat- Syarat Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia dapat berjalan selaras apabila ada pemahaman pada diri masing- masing. Berikut ini beberapa syarat agar hubungan antar manusia bisa berjalan lancar sesuai harapan.
Ø  Ada unsur simpati dan empati ( diawali saling perhatian, sehingga menjalin interaksi yang baik dan komunikasi akan berjalan lancar.
Ø  Paham akan kebutuhan manusia
a.       Kebutuhan manusia menurut Maslow ada 5 tingkatan :Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan dasar manusia meliputi makan, minum, oksigen dan sebagainya. Hubungan antar manusia tidak etis bila kita mengajak seseorang untuk berbicara berjam- jam tanpa dikasih minum dan makan. Karena bila hal tersebut kita lakukan akan mengganggu komunikasi.
b.      Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan rasa aman. Dalam melakukan hubungan antar manusia maka rasa aman dan nyaman sangat penting kita perhatikan. Rasa aman tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis termasuk diantaranya kita perlu menjaga kerahasiaan klien.
c.       Kebutuhan yang ketiga adalah rasa sayang atau cinta. Rasa sayang bisa kita tunjukkan kepada orang lain dalam bentuk simpati dan empati kepada klien.

4. Tujuan Hubungan Antar Manusia

Ø  Menemukan diri sendiri
Dengan melakukan hubungan dengan orang lain maka kita dapat menemukan konsep diri kita, mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita, yang tidak bisa kita ketahui tanpa masukan orang lain. Sehingga dengan masukan itu kita dapat mengetahui siapa diri kita dan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan kita

Ø  Menemukan dunia luar
Dunia luar yang kita ketahui bisa kita dapatkan dan ketahui dengan bergaul dengan orang lain, sehingga bisa membuka wawasan kita pada hal- hal dilingkungan luar kita.

Ø  Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain.
Dengan menjalin hubungan antar manusia kita sebagai mahkluk sosial akan semakin meningkatkan hubungan dan dapat menghindari kesalahfahaman yang mungkin terjadi karena komunikasi akan selalu terpelihara.

Ø  Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku pada diri sendiri maupun orang lain dapat dirubah dengan adanya masukan- masukan, kritik- kritik atau meniru dari apa yang kita lihat. Dengan pergaulan atau komunikasi dengan orang lain bisa memberikan masukan negtaif atau positif pada diri kita atau orang lain.

Ø  Bermain dan hiburan
Orang yang tidak pernah melakukan komunikasi dengan orang lain, tentunya hidupnya atau kesepian. Dengan bergaul maka kita akan mendapatkan hiburan dan permainan.

Ø  Memberikan bantuan
Kita tidak bisa hidup sendiri, semua kegiatan perlu bantuan dari orang lain, sehingga kita perlu membina hubungan baik agar semua kegiatan bisa lancar.

5. Teknik- Teknik Hubungan Antar Manusia

Hubungan manusia dalam kegiatannya terdapat tehnik untuk membantu mengatasi atau memecahkan masalah yang terjadi pada seseorang. Keberhasilan suatu konsultasi akan dicapai apabila konselor benar- benar memahami Frame of Reference konseli yang meliputi pengalaman, pengetahuan, agama, serta pandangan hidup karena diisi aspek perasaan.
Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif dari sifat tabiat manusia (RF Mailer). Dalam hubungan manusia dilihat dari cara pendekatan (approach) konseling dapat dibagi dalam dua jenis yaitu Directive Counseling ( konseling langsung yang terarah ) dan Non Directive Conseling  (konseling tidak langsung yang terarah).
a.         Directive Counseling (konseling langsung yang terarah)/Conselor Centered Approach  adalah konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor, dimana aktivitas utama terletak pada konselor. Langkah-langkahnya adalah :
Ø  Menjalin hubungan yang akrab dengan konseli sehingga tumbuh kepercayaan. Hubungan yang akrab bisa kita mulai saat awal pertemuan, kita beri salam klien, kita kenalkan diri kita, bersikap terbuka, dan menghilangkan sikap super.
Ø  Mencari informasi masalah yang dihadapi konseli dengan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya pertanyaan terbuka, sehingga konseli akan mengeksplorasikan perasaan atau masalahnya.
Ø  Menganalisa informasi, data yang kita dapat dari konseli kita analisa, terutama ungkapan – ungkapan pokok dan yang tidak, kejujuran informasi dll.
Ø  Memahami masalah yang dihadapi konseli dan mendiagnosanya.
Ø  Menginterpretasikan informasi.
Ø  Memberikan nasehat dan segesti

b.    Non Directive Conseling (konseling tidak langsung yang terarah)
Adalah pendekatan yang terpusat pada konseli, dapat digunakan oleh konselor yang tidak begitu berpengetahuan tentang psikologi. Dalam konseling ini aktivitas utama pada konseli, sehingga konselor hanya membantu agar konseli dapat memimpin dirinya dan merasa bebas untuk menyatakan isi hatinya tanpa ada unsur paksaan. Hal-hal yang harus diperhatikan konselor dalam melakukan Non Directive Conseling :

Ø  Menyingkirkan sikap super atau merasa lebih.
Ø  Konselor tidak boleh merasa dirinya lebih pandai dari pada konseli.
Ø  Masalah ditinjau dari dasar pihak konseli.
Ø  Masalah yang dihadapi harus dilihat dari kacamata konseli, konselor tidak boleh memberikan advis atau nasehat- nasehat, tapi membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Berpikirlah seolah- olah berada diposisi klien.
Ø  Bersikap apatik terhadap masalah konseling : Memberikan konseling yang lebih aktif, konselor menjadi pendengar yang baik, dan harus lebih pasif, biarkan konseli menceritakan dan mengungkapkan permasalahannya dan akhirnya konselor tinggal mengarahkan.

6. Faktor-faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

a.    Faktor Imitasi
Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya. Imitasi memiliki beberapa syarat-syarat yaitu :
Ø  Minat dan perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi
Ø  Seseorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.
Contoh faktor imitasi yaitu, Prilaku seseorang yang meniru prilaku individu lain yang menjadi idolanya dan prilaku tersebu seakan-akan menjadi prilakunya sendiri atau seorang perempuan mempunyai idola seorang pemimpin seperti margaret theacher, dalam prilaku dan penampilannya, perempuan tersebut sama persis dengan prilaku margaret theacher.

b.    Faktor Sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritis terlebih dahulu. Sugesti memiliki beberapa syarat-syarat yaitu :
Ø  Hambatan Berpikir karena rangsangan emosional, proses sugesti terjadi pada individu secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
Ø  Pikiran terpecah-pecah (diasosiasi). Orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah teradi sugesti.
Ø  Otoritas / Prestise. Proses sugesti cenderung terjadi pada orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise sosial yan tinggi
Ø  Mayoritas. Orang akan mudah menerima pandangan ketika hal tersebut di sokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
Ø  Kepercayaaan Penuh. Penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.

c.         Faktor Identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara bathiniah. Proses identifikasi mula-mulanya berlangsung tidak sadar kemudian irrasional, yaitu berdasrkan perasaan-perasaan atau kecendrungan-kecendrungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional, dan ketiga identifikasi berguna untuk melengkapi system norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.

d.        Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik orang yang satu terhadap orang lain. Simpati timbul berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.
Proses simpati dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara manusia, biasanya didahului dengan hubungan simpati.

7. Hubungan Interaksi Terapeutik dengan Klien
Bidan dalam melakukan interaksi (membina hubungan terapeutik), melalui 4 tahap dan pada setiap tahap ada tugas-tugas yang harus dilakukan. Pelaksanaan komunikasi antara Bidan dengan klien sering mengalami hambatan dalam ucapan atau perkataan bidan yang tidak terapeutik. Tahap Interaksi dengan Klien ada beberapa yaitu :
a.         Pra-interaksi
            Persiapan sebelum berkomunikasi dengan klien, mengevaluai diri, membaca, diskusi dengan teman atau tutor, kemudian membuat rencana interaksi dngan klien.
b.      Perkenalan
           Perkenalan terdiri dari beberapa tahap yaitu :
Ø  Memberikan Salam
Ø  Memperkenalkan Diri
Ø  Tanyakan Nama
Ø  Menyepakati Pertemuan (kontrak)
Ø  Melengkapi kontrak
Ø  Menyepakati Masalah Klien
Ø  Mengakhiri Perkenalan
c.         Orientasi
Fase Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan dari orientasi yaitu memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.

d.        Fase Kerja
Inti hubungan Bidan-Klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan keadaan klien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.

e.         Fase Terminasi
Akhir dari setiap pertemuan Bidan dengan Klien. Fase ini dibagi menjadi 2 macam yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.

8. Jenis Interaksi Komunikasi

a. Ganguan Komunikasi dari Pengirim yaitu :
Ø  Wawasan terbatas (tulalit)
Ø  Pesan tak menarik
Ø  Istilah tak dimengerti (bahasa)
Ø  Salah pilih media/jalur penyampaian
Ø  Psikologis (emosi/mood)
Ø  Kurang terampil mengartikan pesan

             b.    Gangguan Komunikasi dari Penerima yaitu :
Ø  Wawasan terbatas (tulalit)
Ø  Terlalu sibuk, berfokus pada hal lain
Ø  Terlalu banyak pesan yang diterima

9. Jenis-Jenis Komunikasi

a. Komunikasi Verbal (Bahasa) yaitu :
Ø  Jelas dan ringkas
Ø  Perbendaharaan kata
Ø  Arti denotif dan konotif
Ø  Intonasi
Ø  Kecepatan Berbicara
Ø  Humor

             b. Komunikasi Nonverbal yaitu :
Ø  Penampilan fisik
Ø  Sikap tubuh dan cara berjalan
Ø  Ekspresi wajah dan sentuhan

Artikel Terkait

Hubungan Antar Manusia
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email