1.1 Pengerian Pemberian
Obat dan Cairan
Obat
merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya ,tenaga medis memiliki tanggung
jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara lsngsung ke pasien.hal ini
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien Obat
adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam
takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Obat
yang di gunakan sebaikny a memenuhi berbagai standar persyaratan
obat,di antaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat
karena unsur keasliannya,tidak ada percampuran, dan standar potensi yang baik.
Selain kemurnian, dan efektivitas. Standar-standar tersebut harus dimiliki obat
agar menghasilkan efek baik obat itu sendiri.
1.2
Jenis –Jenis
Pemberian Obat dan Cairan
Adapun
Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkan baik
fisik maupun mental. Diantaranya yaitu :
Ø
Oral adalah Pemberian obat melalui
mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang
digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama.
Ø
Parenteral adalah Pemberian obat melalui
perenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh.pemberian obat
parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan ktrak
indikasi.
Ø
Topical adalah Obat yang diberikan
pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki efek lokal,
obat dapat di oleskan pada areah yang diobati atau medicated baths. Efek
sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
Ø
Inhalasi adalah Jalan nafas
memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau
pun hidung.
1.3
Tujan
Pemberian Obat
Tujuan Pemberian Obat yaitu :
Ø
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang
dialami klien.
Ø
Obat topikal pada kulit memiliki
efek yang lokal
Ø
Efek samping yang terjadi minimal
Ø
Menyembuhkan penyakit yang diderita
oleh klien
1.4 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Pemberian obat
Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian obat,
diantaranya :
Ø
Benar Obat
Apabila
obat pertama kali di programkan, bandingkan tiket obat atau format pencatatan
unit-dosis dengan instruksi yang ditulis dokter. Ketika memberikan obat
bandingkan label pada wadah obat dengan format atau tiket obat. Hal ini
dilakukan tiga kali yaitu : 1. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci atau
almari, 2. Pada saat sejumlah obat yang di programkan dipindahkan dari wadahnya,
3. Sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat penyimpanan.
Ø
Benar Dosis
Apabila
sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat yang lebih besar
atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang dokter memprogramkan
suatu sistem perhitungan obat yang berbeda dari yang disediakan oleh ahli
farmasi, risiko kesalahan meningkat.
Ø Benar
Klien atau Pasien
Langkah paling penting dalam pemberian
obat dengan aman adalah meyakinkan bahwa obat tersebut di berikan pada klien
yang benar. Untuk mengidentifikasi klien dengan tepat, periksa kartu, format
atau laporan pemberian obat yang dicocokan dengan identifikasi klien dan
meminta klien menyebutkan namanya.
Ø Benar
Rute Pemberian
Apabila sebuah instruksi obat tidak
menerangkan rute pemberian obat, perawat mengonsultasikannya kepada dokter.
Demikian juga, bila rute pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan,
perawat harus segera mengingatkan dokter.
Ø Benar Waktu
Harus
mengetahui alasan sebuah obat diprogramkan untuk waktu tertentu dalam satu hari
dan apakah jadwal tersebut dapat diubah.
Ø Benar
pendokumentasian
Dokumentasi
yang benar membutuhkan tindakan segera untuk mencatat informasi sesuai dengan
obat – obatan yang telah diberikan. Hal ini meliputi nama obat, dosis, rute,
waktu dan tanggal serta inisial dan tanda tangan pelaksana pemberi obat.
1.5 Pemberian Dosis Obat
Dosis obat merupakan faktor
penting, karena baik kekurangan atau kelebihan dosis akan menghasilkan efek
yang tidak diinginkan, bahkan sering membahayakan. Yang dimaksud dosis suatu
obat adalah dosis pemakaian sekali, per oral untuk orang dewasa, kalau kalau
yang dimaksud bukan dosis tersebut diatas harus dengan keterangan yang jelas.
Misalnya pemakaian sehari, dosis untuk anak, dosis per injeksi, dan seterusnya.
1.6 Macam-macam Dosis Obat
Macam-macam
Dosis Obat yaitu :
Ø
Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis /
takaran maksimum / terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa
menimbulkan bahaya.
Ø
Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang
tercantum dalam literatur merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
Dosis lazim dan dosis maksimum terdapat dalam FI ed III, juga Farmakope lain.
Tetapi DM anak tidak terdapat dalam literatur. Maka DM untuk anak dapat
dihitung dengan membandingkan kebutuhan anak terhadap dosis maksimum dewasa. Pada
kompetensi menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter di bawah
pengawasan apotekerproses perhitungan dosis lazim
menjadi bagian yang sangat penting karena semua bahan obat/ obat harus
diperhitungkan Dosis Lazimnya sesuai dengan umur pasien dan dibandingkan dengan
dosis obat yang digunakan pasien sesuai resep dokter. Pemakaian/ dosis obat
untuk pasien harus tepat atau sesuai dengan Dosis Lazim supaya efek terapi
tercapai, jika pada perhitungan dosis ternyata pemakaian obatnya kurang atau
lebih dari DL maka harus ditanyakan kepada dokter pembuat resep karena ada
banyak hal yang mempengaruhi dosis yang diberikan pada pasien, apabila dokter
berkehendak maka resep dapat diracik, sebaliknya jika dokter menghendaki supaya
pemakaiannya ditepatkan supaya efek terapi tercapai maka Apoteker/ Asisten
Apoteker harus dapat melakukan perhitungan untuk melakukan penyesuaian dosis
sehingga jumlah obat akan diganti oleh dokter supaya berefek terapi optimal
untu pasien.
Ø
Dosis toksik adalah takaran obat
dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita.
Ø
Dosis Letalis adalah takaran obat
yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis
letalis terdiri dari:
·
LD 50 : takaran yang
menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
·
LD 100 : takaran yang
menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
1.7 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Dosisi Obat
Dosis suatu obat merupakan suatu jumlah yang “cukup
tidak berlebihan” untuk menghasilkan efek terapeutik obat yang optimum pada
seorang pasien tertentu. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dosis obat yang tepat untuk seorang pasien antara lain:
Ø
Umur
Ø
Berat badan
Ø
Jenis kelamin
Ø
Status patologis
Ø
Toleransi
terhadap obat
Ø
Waktu
penggunaan obat
Ø
Sifat bentuk
sediaan
Ø
Cara
penggunaan
Ø
Macam-macam faktor psikologis dan
fisiologis.
1.8 Teknik Pemberian Obat
1.8.1
Pemberian Obat Secara Oral
Pemberian obata secara oral adalah memberikan
obat melalui mulut. Tujuan Pemberian obat secara oral yaitu :
Ø
Menyediakan obat yang memiliki efek
lokal atau sistemik melalui saluran gastrointestinal.
Ø
Menghindari pemberian obat yang
dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Ø
Menghindari pemberian obat yang
dapat menyebabkan nyeri.
1.8.2
Fokus Perhatianan
Alergi terhadap obat, kemampuan
klien untuk menelan obat, adanya muntah dan diare yang dapat mengganggu
absorbsi obat, efek samping obat, interaksi obat, kebutuhan pembelajaran mengenai
obat yang diberikan.
1.8.3
Persiapan Alat
Alat-alat yang perlu disiapkan yaitu :
Ø
Baki berisi obat-obatan atau kereta
dorong obat (bergantung pada sarana yang ada)
Ø
Kartu atau buku rencana pengobatan
Ø
Mangkuk
sekali pakai untuk tempat obat
Ø
Pemotong obat
(jika diperlukan)
Ø
Martil dan
lumpang penggerus (jika diperlukan)
Ø
Gelas
pengukur (jika diperlukan)
Ø
Gelas dan
air minum
Ø
Sedotan
Ø
Sendok
Ø
Spuit sesuai ukuran mulut anak-anak
1.8.4
Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan terdiri dari :
Ø
Siapkan peralatan dan cuci tangan.
Ø
Kaji kemampuam klien untuk dapat
minum obat/oral (kemempuan menelan, mual atau muntah, adanya program NPO/tahan
makan dan minum , akan dilakukan pengisapan lambung, tidak terdapat bunyi
usus).
Ø
Periksa kembali order pengobatan (nama
klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian), periksa tanggal
kedaluwarsa obat. Jika ada keraguan pada order pengobatan, laporkan pada
perawat berwenang atau dokter sesuai dengan kebijakan masing-masing institusi.
Ø
Ambil obat sesuai keperluan (baca
order pengobatan dan ambil obat dialmari, rak, atau lemari es sesuai yang
diperlukan).
Ø
Siapkan obat-obatan yang akan
diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yan diperlukan tanpa
mengontaminasi obat (gunakan tekhnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
1.8.5
Melalui Tablet atau Kapsul
Ada beberapa cara yaitu :
Ø
Tuangkan tablet atau kapsul dengan
takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk sekali pakai tanpa menyentuh obat.
Ø
Gunakan alat pemotong tablet (jika
perlu) untuk membegi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Ø
Jika klien mengalami kesulitan dalam
menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang
penggerus. Setelah itu, campurkan dengan menggunakan air atau makanan.
Ø
Cek dengan bagian farmasi sebelum
menggerus obat. Beberapa obat tidak boleh digerus karena mempengaruhi daya
kerjanya.
1.8.6
Melalui Obat dalam bentuk cair
Ada beberapa
cara yaitu :
Ø
Putar/bolak-balik obat agar
tercampur rata sebelum dituangkan.
Ø
Buka penutup botol dan letakkan
menghadap ke atas.
Ø
Pegang botol obat sehingga sisi
labelnya akan berada pada telapak tangan anda kemudian tuangkan obat jauh dari
label.
Ø
Tuangkan obat dengan takaran sesuai
kebutuhan ke dalam magkuk obat berskala.
Ø
Sebelum menutup botol, usap bagian
bibir botol dengan kertas tisue.
Ø
Jika jumlah obat yang diberikan
hanya sedikit (kurang dari 5 ml), gunakan spuit steril tanpa jarum untuk
mengmbilnya dari botol.
Ø
Berikan obat
pada waktu dan dengan cara yang benar:
Ø
Identifikasi klien dengan tepat.
Ø
Jelaskan tujuan dan daya kerja obat
dengan bahasa yang dapat dipahami oleh klien.
Ø
Atur posisi duduk. Jika tidak
memungkinkan, atur posisi lateral.
Ø
Kaji tanda-tanda vital jika
diperlukan (pada obat-obat tertentu)
Ø
Ukur nadi
sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian obat penurun tensi,
ukur frekuensi pernapasan sebelum pemberian narkotik.
Ø
Jika hasil
diatas atau dibawah normal, laporkan kepada dokter yang bersangkutan.
Ø
Catat obat
yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda
tangan perawat. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara
jelas alasannya tindakan perawat yang sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan
institusi.
Ø
Kembalikan
peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar. Buang alat-alat sekali pakai
kemudian cuci tangan.
Ø
Lakukan evaluasi mengenai efek obat
pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian obat).
1.8.7
Pemberian obat kepada bayi dan
anak-anak
Pemberian obat kepada bayi dan anak-anak yaitu :
Ø
Pilih saran yang tepat untuk
mengukur dan memberikan obat pada bayi dan anak-anak. (mangkuk plastik sekali
pakai, pipet tetes, sendok, spuit plastik tanpa jarum, atau spuit tuberkulin).
Ø
Cairan obat
obat oral dengan sedikit air.
Ø
Gerus obat
yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengan obat lain yang dapaat mengubah
rasa pahit, misalnya madu, pemanis buatan.
Ø
Posisikan
bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan.
Ø
Jika menggunakan spuit, letakkan spuit
sepanjang sisi lidah bayi.
Ø
Dapatkan
informasi yang bermanfaat dari orang tua anak mengenai bagaimana memberikan
obat yang paling baik pada anak yang bersangkutan.
Ø
Jika anak
tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-langkah berikut.
Ø
Letakkan anak di atas pangkuan anda
dengan tangan kanan di belakang tubuh anda.
Ø
Pegang erat
tangan kiri anak dengan tangan kiri anda.
Ø
Amankan kepala anak dengan lengan
kiri tubuh anda.
Ø
Setelah obat diminum, ikuti dengan
memberikan minum air atau minuman lain yang dapat menghilangkan rasa obat yang
tersisa.
Ø
Lakukan higiene oral setelah
anak-anak meminum obat disertai pemanis.
1.9
Pemberian Obat Secara Sublingual
Pemberian obat secara sublingual
yaitu Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai habis diabsorbsi
kedalam pembuluh darah. Pemberian obat secara sublingual memiliki beberapa
tujuan yaitu :
Ø
Memperoleh efek local dan sistemik
Ø
Memperoleh aksi kerja obat yang
lebih cepat dibandingkan secara oral.
Ø
Menghindarikerusakanobatolehhepar
Secara umum persiapan dan
langkah-langkahnya sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu
diperhatikan adalah klien perlu diberipenjelasan untuk meletakkan obat dibawah
lidah, obat tidak boleh ditelan, dan biarkan berada dibawah lidah sampai habis
di absobsi seluruhnya.
1.10
Pemberian Obat Secara Bukal
Pemberian obat secara bukal adalah
pemberian obat dengan cara meletakkannya di antara gusi dengna membrane mukosa
pipi. Pemberian obat secara bukal memiliki beberapa tujuan antara lain :
Ø
Memperoleh efek local dan sistemik.
Ø
Memperoleh aksi kerja obat yang
lebih cepat dibandingkan secara oral
Ø
Menghindari kerusakan obat oleh
hepar.
Secara umum sama dengna pemberian obat dengan cara
oral. Akan tetapi, klien perlu diberi penjelasan bahwa obat harus diletakkan di
antara gusi dan selaput mukosa pipi sampai seluruh obat habis diabsorbsi.
1.11
Pemberian Obat Secara Epidural
Teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan
memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot
punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian tulang belakang). Hal ini
dilakukan oleh dokter anestesi. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi
faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah fahaman,
ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri dan
menggunakan teknik-teknik seperti teknik latihan pengalihan menonton televisi,
berbincang- bincang dengan orang lain, mendengarkan musik. Atau stimulasi kulit
dengan menggosok dengan halus pada
daerah yang nyeri, menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin,
memijat dengan air mengalir.
1.12
Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat melalui vagina
merupakan tindakan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendafatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. obat
ini tersedia dalam bentuk krem dan supositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan terdiri dari :
Ø
Obat dalam tempatnya
Ø
Sarung
tangan
Ø
Kain kasa
Ø
Kertas tisu
Ø
Kapas
sublimat dalam tempatnya.
Ø
Pengalas
Ø
Korentang
dalam tempatnya
Prosedur kerja :
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelaskan pada pasien, mengenai
prosedur yang akan dilakukan
Ø
Gunakan
sarung tangan
Ø
Buka
pembukus obat dan pegang dengan kain kasa
Ø
Bersihkan sekitar
alat kelamin dengan kapas sublimat
Ø
Anjurkan
pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
Ø
Apabila
jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat
Ø
Renggang kan
labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
Ø
Setelah obat
masuk,bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
Ø
Anjurkan unutk tetap dalam posisi
selama 10 m agar obat bereaksi.
Ø
Cuci tangan
Ø
Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara
pemberian
1.13
Pemberian
Obat Melalui Rectum
Pemberian obat melalui rectum
merupakan pemberian obat dengan memasukkan obat melalui anus dan kemudian
rectum,dengan tujuan memberikan efek local dan sistematik. Tindakan pengobatan
ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat, menjadiakan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air
besar. Pemberian obat efek local , seperti obat ducolac supositoria, berfungsi
untuk meningkatkan defekasi secara local. Pemberian obat dengan sistemik,
seperti obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian
obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati
sphincter anti interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan
rectal.
Persiapan alat dan bahan terderi dari :
Ø
Obat supositoria pda tempatnya
Ø
Sarung tangan
Ø
Kain kasa
Ø
Vaselin/pelican/pelumas
Ø
Kertas tisu
Prosedur kerja:
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelaskan
pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Ø
Gunakan
sarung tangan
Ø
B uka
pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
Ø
Oleskan
pelican pada ujung obat supositoria
Ø
Regangkan
glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b perlahan melalui
anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal 10 cm pada
orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
Ø
Setelah
selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
Ø
Anjurkan
pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
Ø
Cuci tangan
Ø
Cata obat, jumlah dosis, dan
cara pemberian .
1.14
Pemberian Obat Melalui Mata
Pemberian obat pada mata
dengan obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan
pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran
refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan terdiri dari :
Ø
Obat dalam tempatnya dengan penetes
steril atau berupa salep.
Ø
Pipet
Ø
Pinset
anatomi dalam tempatnya
Ø
Korentang
dalam tempatnya
Ø
Plester
Ø
Kain kasa
Ø
Kertas tisu
Ø
Balutan
Ø
Sarung
tangan
Ø
Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur kerja :
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelskan pada
pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
Ø
Atur posisi
pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan
Ø
Gunakan
sarung tangan
Ø
Bersihkan
daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k arah hidung
apabila sangat kotor, basuh dengan air hangat.
Ø
Buka mata
dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari telunjuk di
atas tulang orbita.
Ø
Teteskan
obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan
dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila
menggunakan obat tetes mata.
Ø
Apabila obat
mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian
pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara
bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
Ø
Tutup mata
dengan kasa bila perlu.
Ø
Cuci tangan
Ø
Catat obat, jumlah, waktu, dan
tempat pemberian.
1.15
Pemberian Obat Melalui Hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada
hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan terdiri dari :
Ø
Obat dalam tempatnya
Ø
Pipet
Ø
Spekulum
hidung
Ø
Pinset
anatomi pada tempatnya
Ø
Korentang
dalam tempatnya
Ø
Plester
Ø
Kain kasa
Ø
Kertas tisu
Ø
Balutan
Prosedur kerja :
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelaskan pada pasien, mengenai
prosedur yang akan dilakukan
Ø
Atur posisi
pasien
Ø
Berikan
tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
Ø
Pertahankan posisi kepala tetap
tengadah ke belakang selama 5 m
Ø
Cuci tangan
Ø
Catat cara
tanggal, dan dosis pemberian obat
1.16
Pemberian Obat Melalui Inhalasi
Inhalasi adalah obat
yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat
dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat
dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan
langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam
bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru
serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
Cara memberikan obat dengan inhalasi
secara garis besar ada 3 macam alat/jenis terapi, yaitu :
Ø
Nebulizer : digunakan dengan cara
menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat
cocok digunakan untuk anak-anak, usila, dan mereka yang mengalami serangan asma
parah. Ada dua jenis nebulizer berupa kompresor dan ultrasonik. Ini sangat
mudah digunakan, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat akan
terhirup habis tidak lebih dari 10 menit.
Ø
MDI Metered Dose Inhaler) : spacer
(alat penyambung) akan menambah jarak antara alat dengan mulut, sehingga
kecepatan aerosol pada saat dihisap akan berkurang. Hal ini mengurangi
pengendapan orofaring (saluran nafas atas). penggunaan spacer ini sangat berguna
pada anak".
Ø
DPI (Dry Powder Inhaler) :
penggunaan DPI memerlukan hirupan yang sangat kuat. Pada anak yang kecil , hal
ini sulit dilakukan. Pada anak yang lebih besar penggunaan obat bentuk ini
dapat lebih mudah dilakukan, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan
MDI.Deposisi obat pada paru lebih tinggi dibandingkan MDI dan lebih konstan.
Sehingga dianjurkan diberikan pada anak diatas 5 tahun .
1.17
Pemberian Obat Melalui Telinga
Memberiakan obat pada telinga
dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes
telinga yang dapat berupa obat antibiotik diberiakan pada gangauan
infeksi telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan :
Ø
Obat dalam tempatnya
Ø
Penetes
Ø
Spekulum
telinga
Ø
Pinset anatomi
dalam tempatnya
Ø
Korentang
dalam tempatnya
Ø
Plester
Ø
Kai n kasa
Ø
Kertas tisu
Ø
Balutan
Prosedur kerja :
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelaskan pada pasien , mengenai
prosedur yang akan dilakukan
Ø
Atur posisi pasien dengan kepala
miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati , usahakan
agar lubang telinga pasien ke atas.
Ø
Lurusakan lubang telinga denger
menarik daun telinga ke atas atau ke belekang pada orng dewasa dan k bawah pada
anak
Ø
Apabila obat
berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada
dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
Ø
Apabila berupa salep, maka ambil
kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang telinga
Ø
Pertahankan
posisi kepala 2-3m
Ø
Tutup
telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
Ø
Cuci tangan
Ø
Catat jumalah, tanggal,dan dosis
pemberian.
1.18
Pemberian Obat melalui Kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan
pemberian obat dengan mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahan
kan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti
krem, losion, aerosol dan seprai.
Persiapan alat dan bahan :
Ø
Obat dalam tempatnya (seperti krem,
losion, aerosol, dan seprai)
Ø
Pinset anatomis
Ø
Kain kasa
Ø
Kertas tisu
Ø
Balutan
Ø
Pengalas
Ø
Air sabun,
air hangat
Ø
Sarung
tangan
Prosedur kerja :
Ø
Cuci tangan
Ø
Jelasjan
pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
Ø
Pasang
pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
Ø
Gunakan sarung
tangan
Ø
Bersihkan
daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras
) dan gunakan pinst anatomis.
Ø
Beriakan obat sesuai dengan indikasi
dan cara pemakaian seperti mongelkan dan menggompers
Ø
Kalau perlu,tutup dengan kain kasa
atau balutan pada daerah yang diobati
Ø
Cuci tangan
1.19
Komplikasi dan Kesalahan dalam
Pemberian Obat
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek
samping efek terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan
sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala),
kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsi
atau respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi
(berefek untuk mematikan atau menghambat), dan restorative (berefek pada
memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak
di harapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan
seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan
dalam pengobatan, dan lain-lain.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas
pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak mengkin pengobatan yang telah
diberikan, beritau dokter, dan catat dalam pelaporan. Resiko kesalahan
pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semakin tingginya keparahan
sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat.
Resiko lebih rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritis dan ketika
pengecekan rutin pada perubahan shift perawat
Konsep Dasar Pemberian Obat dan Cairan
4/
5
Oleh
My Story