Sunday, 4 February 2018

Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan




1. Pengertian Komunikasi dan Konseling
Katz dan Khan mengatakan bahwa “Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi’. Sedangkan menurut Harold Koont dan Syriil mengatakan bahwa “Komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak tetapi informasi yang ditafsirkan tentulah harus dimengerti oleh penerima”.
Taylor ( 1993 ) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan. Sedangkan menurut Burgess ( 1988 ) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
Yuwono ( 1985 ) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi. Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas adalah komunikasi merupakan seni penyampaian informasi ( pesan, ide, sikap, atau gagasan ) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikan atau penerima berita ( pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya ), ke pola dan pemahaman yang dikhendaki bersama.

2.      Fungsi Komunikasi
Menurut MacBride (1977) editor buku Many Voices One World, diuraikan bahwa apabila komunikasi di pandang dari arti yang lebih luas, maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
Ø  Fungsi Informasi : yaitu pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi.
Ø  Fungsi Sosialisasi : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif, yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat.
Ø  Fungsi motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya.
Ø  Perdebatan dan Diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.
Ø  Fungsi Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
Ø  Memajukan Kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang.
Ø  Fungsi Hiburan : penyebarluasan sinyal atau lambang-lambang, simbol-simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, dan lain sebagainya.
Ø  Fungsi Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompokman individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka saling kenal dan mengerti, menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

3.      Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan kita sehari-hari, apabila sebagai pejabat atau pemimpinan maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini kita bertujuan untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang ingin kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti, sehingga komunikasi itu yang kita laksanakan dapat tercapai.

Pada umumnya komunikasi  memputunyai beberapa tujuan antara lain :
Ø  Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
Ø  Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauanya.
Ø  Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.
Ø  Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik  untuk melakukannya.

Jadi secara singkat dapat kita katakan bahwa komunikasi itu bertujuan, mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan kita tersebut adalah :
Ø  Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang kita maksudkan.
Ø  Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan di atas.
Ø  Apakah kita ingin supaya orang lain tersebut mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau berindak.

4.       Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte & Perry 1993) :
  Ø  Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.

Ø  Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.

Ø  Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.

Ø  Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.

                       Ø  Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.


Ø  Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned  ( 1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.

Ø  Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.

Ø  Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.

Ø  Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
  
Ø  Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.

Ø  Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.

Ø  Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.  

5.      Unsur-unsur Komunikasi

a.       Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebutsender dan ia menjadi sumber pesan ( source ). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, baik interpersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar.

b.       Pesan yang dikomunikasikan / massagecontent/ information
Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Agar dapat diterima dengan baik pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan situasi waktu komunikasi dilakukan.

c.        Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan-gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan dapat disampaikan melalui saluran ( chanel ) atau media. Media dapat berupa lisan ( oral ), tertulis atau elektronik.
Ø  Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan (oral ), baik melalui telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau masa. Keuntungan dari penyampaian pesan secara lisan ini adalah si penerima pesan mendengar secara langsung tanggapan atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak- gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan cepat.

Ø  Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, hand- out, gambar dll.keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan, memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan rumusan kata- katanya.

Ø  Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau masalah sehingga dapat menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa hal- hal yang dapat menggangu panca indera seperti suara terlalu keras atau lemah, udara panas, faktor pribadi seperti prasangka, persaan tidak cakap dll.

Ø  Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan
Lingkungan atau situasi ( tenpat, waktu, cuaca, iklim keadaan alam dan psikologis) ialah faktor- faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain kita perlu memperhatikan situasi. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini bisa disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos dll. Faktor sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang punya bahasa berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi.

Ø  Pihak yang menerima pesan
Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesna yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau audi- ence/receiver. Penerima pesan adalah elemen penting karena menjadi sasaran dalam komunikasi. Apabila pesan tidak diterima dengan baik oleh penerima pesan maka dapat mengakibatkan berbagai masalah yang seringkali menuntut perubahan, entah pada sumber pesan atau saluran. Penerima pesan ini bisa perorangan, atau suatu kelompok, organisasi atau negara.

Ø  Umpan balik ( Feedback )
Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik terjadi sebagai akibat pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik ini dapat berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik, serta memberi tanggapan sesuai yang diinginkan pengirim. Umpan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan selesai dan hubungan tetap baik atau bertambah baik.
Umpan balik negatif adalah umpan balik yang menunjukkan penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif dapat benar atau salah. Benar jika cara penyampaiannya dilakukan dengan benar, serta penafsiran pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran penerima yang salah.

6.      Komponen Komunikasi

Komponen dari proses komunikasi meliputi pengirim pesan ( sender ), penerima pesan ( receiver ), pesan ( massage ), serta variable pesan (massage variables ) yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi ( noise ), keterampilan komunikasi ( communication skill ), penempatan (setting ), media, umpan balik   ( feed back ), dan lingkungan (environment ).

Ø  Pesan
Pesan adalah informasi yang dikirim oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan. Pesan yang efektif adalah pesan yang jelas dan teroganisasi serta diekspresikan oleh pengirim pesan.
  
Ø  Pengirim pesan
Pengirim pesan adalah encorder, yaitu seseorang yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada orang lain di mana pesan tersebut disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus berupa ide ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain atau penerima pesan secara tepat.

Ø  Variabel Pesan
Meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi, keterampilan komunikasi, penempatan, media, umpan balik dan lingkungan.
a.       Komunikasi verbal. Bahasa merupakan ekspresi ide atau perasaan. Kata- kata merupakan alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, mengembangkan dan membangkitkan respons emosional, atau menguraikan objek, observasi, dan ingatan.
b.      Komunikasi nonverbal. Merupakan penyampaian pesan tanpa menggunakan kata- kata. Perilaku nonverbal yang umum adalah menangis, tertawa, berteriak atau menjerit, dan mengerang. Bentuk lain dari komunikasi ini meliputi ekspresi wajah, suara atau bunyi, isyarat, sikap tubuh, dan cara berjalan.
c.       Suara atau bunyi. Bunyi mengacu pada sistem komunikasi untuk menghindari penyampaian pesan yang tidak akurat.
d.      Keterampilan komunikasi. Meliputi kemampuan pengirim dan penerima pesan untuk mengobservasi, mendengar, mengklarifikasi, dan memvalidasi arti pesan.
e.       Penempatan.  Mengacu pada tempat atau lokasi di mana komunikasi 
f.       Media.  Merupakan channels sensory yang membawa pesan. Channels sensory meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Sebagai contoh, bidan melalui channelssensory penglihatan, melihat air mata klien.
Saluran komunikasi itu meliputi: 1. Pendengaran (lambang berupa suara) 2. Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar, atau gambar) 3.  Penciuman (lambang yang berupa bau- bauan) 4. Rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan).
g.      Umpan balik. Merupakan proses lanjutan dari pesan yang diterima. Penerima pesan akan memberikan tanggapan atau pesan kembali kepada pengirim pesan. Umpan balik ini membantu memberikan kejelasan kepada pengirim pesan bahwa pesan yang dikirim dapat diterima dengan tepat oleh penerima pesan atau sebaliknya. Respons verbal atau nonverbal dari penerima pesan memberikan umpan balik kepada pengirim pesan.

Ø  Penerima pesan
Penerima pesan adalah decorder, yaitu seseorang yang menerima pesan. Pengiriman dan penerimaan pesan terjadi secara bersamaan dan merupakan aktivitas dari pengiriman pesan dan penerima pesan.


7.      Proses Komunikasi

    a.        Perspektif psikologis
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding ( proses mengemas dan membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator ), hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan kepada komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapesonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding  ( seolah- olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator ).

b.      Perspektif mekanis
Ini berlangsung saat komunikator mentransfer dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi ini bersifat kompleks karena bergantung situasi.


8.      Bentuk Komunikasi

a.       Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.

b.       Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
1.      Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø  Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
Ø Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.

2.      Tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
Ø  Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
Ø  Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
Ø  Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.


3.      Kompetensi dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.

c.       Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.

d.       Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi.
Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah :
Ø  Komunikasi kelompok kecil adalah kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal. Dalam kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.

Ø   Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan ( hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya komunikan bersifat heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dll.

9.      Lambang-Lambang Komunikasi
Lambang adalah rumusan tanda pengenal yang tetap berupa perkataan, gambar, maupun tanda lainnya atau disebut juga dengan tanda-tanda yang dipakai untuk menyampaikan pesan  di dalam proses komunikasi.
Jenis-Jenis lambang dalam komunikasi yaitu :
Ø  Lambang Gerak adalah lambang yang menggunakan gerakan anggota badan.
Ø  Lambang Suara adalah lambang yang menggunakan pendengaran, misalnya : mendengarkan radio, sirine, TV, Lonceng dan lain-lain.
Ø  Lambang Warna adalah lambang yang menggunakan warna-warna, misalnya : lampu lalu lintas di jalan raya.
Ø  Lambang Gambar adalah lambang yang  menggunakan gambar-gambar, misalnya : iklan dalam surat kabar atau majalah.
Ø  Lambang Bahasa adalah lambang yang menggunakan bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Ø  Lambang Huruf adalah Lambang yang menggunakan huruf.
Ø  Lambang Angka adalah lambang yang menggunakan angka-angka, misalnya : kalkulator dan penggaris
Lambang komunikasi  dapat dibagimenjadi dua yaitu Lambang komunikasi umum dan lambang komunikasi khusus. Lambang komunikasi umum dibagi menjadi 4 yaitu mimik, gerak-gerik, suara dan bahasa. Bahasa terbagi lagi menjadi tullisan dan lisan.
Lambang-lambang tersebut  adalah tanda penyampaian isi pernyataan yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia dengan menggunakan lambang-lambang tersebut maka lawan bicara atau komunikasi akan mengerti maksud dari hasil kerja akal dan budi komunikator.
Disamping lambang komunikasi umum juga terdapat lambang komunikasi khusus yang juga akan digunakan dalam situasi dan kondisi yang khusus juga. Misalkan dalam suatu produksi film lambang komunikasi khusus yang biasa digunakan adalah tata rias, tata cahaya, dekorasi dan lain-lain yang digunakan  lambang tersebut pasti mengandung pesan tertentu. Contohnya : jika tata cahaya disetting redup berarti film itu menyampaikan bahwa suasana dalam durasi film sedang temaram,sedih,atau mencekam.
Contoh penggunaan lambang komunikasi khusus lainnya bias diambil dilihat ketika kita berkendara dijalan raya. Disana terlihat banyak papan rambu-rambu lalu lintas yang berbeda-beda. Setiap gambarnya menunjukkan arti isi pernyataan yang berbeda-beda juga.

10.  Hambatan Komunikasi dan Mengatasi Komunikasi

1.        Hambatan-hambatan Komunikasi
Dalam kondisi ini yang paling ideal pun akan selalu terdapat faktor-faktor yang menghambat adanya komunikasi, faktor-faktor tersebut adalah :
Ø  Faktor yang bersifat teknik, yaitu kurangnya penguasaan teknik komunikasi yang mencakup unsur-unsur yang ada dalam komunikator.


Ø  Faktor yang bersifat prilaku, yaitu prilaku komunikasi yang bersifat :
ü  Pandangan apriori
ü  Prasangka atas emosi
ü  Suasana yang otoriter
ü  Ketidakmauan berubah walaupun salah
ü  Sifat yang ego sentries
Ø  Faktor yang bersifat situasional, yaitu kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi, misalnya : ekonomi, sosial, politik dan keamanan

2.        Mengatasi Hambatan-Hambatan Komunikasi
Ø  Meningkatkan umpan balik
Ø  Empati
Ø  Pengulangan
Ø  Menggunakan bahasa yang sederhana
Ø  Penentuan waktu yang efektif
Ø  Mendengarkan secara efektif
Ø  Mengatur arus informasi



Artikel Terkait

Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email