1. Pengertian Komunikasi dan
Konseling
Katz dan Khan mengatakan
bahwa “Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi’.
Sedangkan menurut Harold Koont dan Syriil mengatakan bahwa “Komunikasi adalah
pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak
tetapi informasi yang ditafsirkan tentulah harus dimengerti oleh penerima”.
Taylor ( 1993 )
mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi
sehingga mendapatkan pengetahuan. Sedangkan menurut Burgess ( 1988 )
mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna, dan
pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan
informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
Yuwono ( 1985 )
mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan
dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku
yang diinginkan penerima informasi. Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di
atas adalah komunikasi merupakan seni penyampaian informasi ( pesan, ide,
sikap, atau gagasan ) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah
serta membentuk perilaku komunikan atau penerima berita ( pola, sikap,
pandangan, dan pemahamannya ), ke pola dan pemahaman yang dikhendaki bersama.
2.
Fungsi Komunikasi
Menurut MacBride (1977) editor buku
Many Voices One World, diuraikan bahwa apabila komunikasi di pandang dari arti
yang lebih luas, maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai
berikut:
Ø Fungsi Informasi : yaitu pengumpulan, penyampaian,
pemrosesan, penyebaran berita, data gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar
yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap
kondisi.
Ø Fungsi Sosialisasi : penyediaan sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif, yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat
aktif didalam masyarakat.
Ø Fungsi motivasi: menjelaskan tujuan
setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang
menentukan pilihannya dan keinginannya.
Ø Perdebatan dan Diskusi : menyediakan dan saling
menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan
perbedaan pendapat mengenai masalah publik.
Ø Fungsi Pendidikan : pengalihan ilmu
pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan
pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
Ø Memajukan Kebudayaan : penyebaran hasil
kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu perkembangan
kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang.
Ø Fungsi Hiburan : penyebarluasan sinyal atau
lambang-lambang, simbol-simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari,
kesenian, dan lain sebagainya.
Ø Fungsi Integrasi : menyediakan bagi bangsa,
kelompokman individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan
mereka agar mereka saling kenal dan mengerti, menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan orang lain.
3.
Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan kita sehari-hari, apabila sebagai pejabat atau
pemimpinan maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini kita
bertujuan untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka,
agar apa yang ingin kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti, sehingga
komunikasi itu yang kita laksanakan dapat tercapai.
Pada
umumnya komunikasi memputunyai beberapa
tujuan antara lain :
Ø Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai komunikator
kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
Ø Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan
kemauanya.
Ø Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar
gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan
memaksakan kehendak.
Ø Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu
itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan di
sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus
diingat adalah bagaimana cara yang baik
untuk melakukannya.
Jadi secara singkat dapat kita katakan bahwa komunikasi itu bertujuan,
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan setiap kali kita
bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi
tujuan kita. Tujuan kita tersebut adalah :
Ø Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Ini dimaksudkan
apakah kita menginginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang
kita maksudkan.
Ø Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan
kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang
dilakukan di atas.
Ø Apakah kita ingin supaya orang lain tersebut mengerjakan sesuatu atau
supaya mereka mau berindak.
4. Faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
( Potte & Perry 1993) :
Ø Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi
efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik
dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak
usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu
belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan
merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
Persepsi adalah pandangan
pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk
oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan
persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
Nilai adalah standar yang
mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai
seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam
hubungan profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut
dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak
sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan
dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
Bahasa dan gaya komunikasi
akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi
cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah
lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan
tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual
menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran
makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi
oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal
penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan
logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti
marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
Emosi merupakan perasaan
subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan
dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu
mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi
emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh
oleh emosi bawah sadarnya.
Ø Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin
mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned ( 1990 ) menyebutkan bahwa
wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga
tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin
berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
Ø Pengetahuan
Tingkat pengetahuan
mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan
sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien
sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang
tepat kepada klien.
Ø Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai
dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi
seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien
akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
Ø Lingkungan
Lingkungan interkasi akan
mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi
yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan.
Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan
perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan
klien.
Begitu juga dengan
lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain.
Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila
berbicara dengan pimpinannya.
Ø Jarak
Jarak dapat mempengaruhi
komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya,
individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada
pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh
klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu
memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
Ø Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran
tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra
diri terungkap dalam komunikasi.
Ø Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai
pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil
terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.
5. Unsur-unsur Komunikasi
a.
Pihak
yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
Pihak yang mengawali
komunikasi untuk mengirim pesan disebutsender dan ia menjadi sumber
pesan ( source ). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang
yang masuk ke dalam hubungan, baik interpersonal dengan diri sendiri,
interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar.
b.
Pesan yang dikomunikasikan / massage/ content/
information
Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Agar dapat diterima dengan baik pesan
hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan
berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan situasi waktu
komunikasi dilakukan.
c.
Media atau saluran yang digunakan untuk
komunikasi dan gangguan-gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan
untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Setelah dikemas
pesan dapat disampaikan melalui saluran ( chanel ) atau media.
Media dapat berupa lisan ( oral ), tertulis atau elektronik.
Ø Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri
pesan secara lisan (oral ), baik melalui telepon atau saluran yang
lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau masa.
Keuntungan dari penyampaian pesan secara lisan ini adalah si penerima pesan
mendengar secara langsung tanggapan atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada
atau warna suara, gerak- gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan
dengan cepat.
Ø Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui
surat, memo, hand- out, gambar dll.keuntungannya adalah ada catatannya sehingga
data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau tambah seperti
informasi lisan, memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan
rumusan kata- katanya.
Ø Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email,
radio, televisi. Keuntungannya adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan.
Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau
masalah sehingga dapat menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa hal-
hal yang dapat menggangu panca indera seperti suara terlalu keras atau lemah,
udara panas, faktor pribadi seperti prasangka, persaan tidak cakap dll.
Ø Lingkungan/ situasi ketika komunikasi
dilakukan
Lingkungan atau situasi ( tenpat, waktu, cuaca,
iklim keadaan alam dan psikologis) ialah faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
proses komunikasi. Karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain kita
perlu memperhatikan situasi. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi empat
macam, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis
dan dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah
keadaan geografi, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini
bisa disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas
komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos dll. Faktor sosial
menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi hambatan
untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang punya bahasa berbeda dan
tidak saling memahami bahasa yang digunakan maka dapat menimbulkan macetnya
suatu komunikasi.
Ø Pihak yang menerima pesan
Penerima pesan adalah pihak yang
menerima pesan atau menjadi sasaran pesna yang dikirim oleh sumber. Penerima
biasa disebut juga dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau audi-
ence/receiver. Penerima pesan adalah elemen penting karena menjadi sasaran
dalam komunikasi. Apabila pesan tidak diterima dengan baik oleh penerima pesan
maka dapat mengakibatkan berbagai masalah yang seringkali menuntut perubahan,
entah pada sumber pesan atau saluran. Penerima pesan ini bisa perorangan, atau
suatu kelompok, organisasi atau negara.
Ø Umpan balik ( Feedback )
Umpan balik merupakan tanggapan
penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Tetapi ada juga yang
beranggapan bahwa umpan balik terjadi sebagai akibat pengaruh yang berasal dari
penerima. Umpan balik ini dapat berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan
balik positif bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan menerima atau
mengerti pesan dengan baik, serta memberi tanggapan sesuai yang diinginkan
pengirim. Umpan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut,
urusan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan
selesai dan hubungan tetap baik atau bertambah baik.
Umpan balik negatif adalah umpan balik
yang menunjukkan penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang
diterimanya. Umpan balik negatif dapat benar atau salah. Benar jika cara
penyampaiannya dilakukan dengan benar, serta penafsiran pesan juga benar. Salah
jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran
penerima yang salah.
6.
Komponen Komunikasi
Komponen dari proses komunikasi
meliputi pengirim pesan ( sender ), penerima pesan ( receiver ),
pesan ( massage ), serta variable pesan (massage variables )
yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi ( noise ),
keterampilan komunikasi ( communication skill ), penempatan (setting ),
media, umpan balik ( feed back ), dan lingkungan (environment ).
Ø Pesan
Pesan adalah informasi yang dikirim oleh
pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan. Pesan yang efektif adalah
pesan yang jelas dan teroganisasi serta diekspresikan oleh pengirim pesan.
Ø Pengirim
pesan
Pengirim pesan adalah encorder, yaitu
seseorang yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
di mana pesan tersebut disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Pengirim
pesan akan menyampaikan stimulus berupa ide ke dalam bentuk yang dapat diterima
oleh orang lain atau penerima pesan secara tepat.
Ø Variabel
Pesan
Meliputi komunikasi verbal dan
nonverbal, bunyi, keterampilan komunikasi, penempatan, media, umpan balik dan
lingkungan.
a.
Komunikasi verbal. Bahasa merupakan ekspresi ide atau perasaan.
Kata- kata merupakan alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide
atau perasaan, mengembangkan dan membangkitkan respons emosional, atau
menguraikan objek, observasi, dan ingatan.
b.
Komunikasi nonverbal. Merupakan penyampaian pesan tanpa menggunakan
kata- kata. Perilaku nonverbal yang umum adalah menangis, tertawa, berteriak
atau menjerit, dan mengerang. Bentuk lain dari komunikasi ini meliputi ekspresi
wajah, suara atau bunyi, isyarat, sikap tubuh, dan cara berjalan.
c.
Suara atau bunyi. Bunyi mengacu pada sistem komunikasi untuk
menghindari penyampaian pesan yang tidak akurat.
d.
Keterampilan komunikasi. Meliputi kemampuan pengirim dan penerima
pesan untuk mengobservasi, mendengar, mengklarifikasi, dan memvalidasi arti
pesan.
e.
Penempatan. Mengacu pada tempat atau lokasi di mana komunikasi
f.
Media. Merupakan channels sensory yang
membawa pesan. Channels sensory meliputi pendengaran, penglihatan, peraba,
perasa, dan penciuman. Sebagai contoh, bidan melalui channelssensory penglihatan,
melihat air mata klien.
Saluran komunikasi itu meliputi: 1. Pendengaran (lambang berupa suara)
2. Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar, atau gambar) 3. Penciuman (lambang yang berupa bau- bauan) 4. Rabaan (lambang berupa
rangsangan perabaan).
g.
Umpan balik. Merupakan proses lanjutan dari pesan yang diterima. Penerima pesan akan
memberikan tanggapan atau pesan kembali kepada pengirim pesan. Umpan balik ini
membantu memberikan kejelasan kepada pengirim pesan bahwa pesan yang dikirim
dapat diterima dengan tepat oleh penerima pesan atau sebaliknya. Respons verbal
atau nonverbal dari penerima pesan memberikan umpan balik kepada pengirim
pesan.
Ø Penerima
pesan
Penerima pesan adalah
decorder, yaitu seseorang yang menerima pesan. Pengiriman dan penerimaan pesan
terjadi secara bersamaan dan merupakan aktivitas dari pengiriman pesan dan
penerima pesan.
7. Proses Komunikasi
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan
pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding ( proses
mengemas dan membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator ),
hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan kepada
komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapesonal.
Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding ( seolah-
olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator ).
b. Perspektif mekanis
Ini berlangsung saat komunikator
mentransfer dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini
dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi
ini bersifat kompleks karena bergantung situasi.
8. Bentuk Komunikasi
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media
masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi
massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam
dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih
sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R.
Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika.
1.
Menurut
sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø Komunikasi diadik yaitu komunikasi
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk
percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan
wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih
personil, sedang wawancara lebih serius.
Ø Komunikasi triadik yaitu adalah
komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang
komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung
secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi
yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.
2.
Tiga
perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
Ø Perilaku spontan ( spontaneus
behaviour ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan
dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
Ø Perilaku menurut kebiasaan ( script
behaviour ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu
khas dilakukan pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
Ø Perilaku sadar (contrived
behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
3.
Kompetensi
dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang
diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi
interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam
komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita
mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.
c. Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal
communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada
diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan,
orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya
proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek
yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan
biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu
pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri
sendiri.
d. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group
communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok
orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam
kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil (small group
communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi
kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis
dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari
jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi.
Adapun karakteristik yang membedakan antara
kelompok kecil dan besar adalah :
Ø Komunikasi kelompok kecil adalah
kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya berlangsung
secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal. Dalam kelompok kecil
komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya kuliah, ceramah,
diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan komunikan
dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
Ø Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi
komunikan ( hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya
komunikan bersifat heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan,
tingkat pendidikan, agama dll.
9. Lambang-Lambang Komunikasi
Lambang adalah rumusan tanda pengenal yang tetap
berupa perkataan, gambar, maupun tanda lainnya atau disebut juga dengan tanda-tanda yang dipakai untuk menyampaikan pesan di dalam proses komunikasi.
Jenis-Jenis
lambang dalam komunikasi yaitu :
Ø Lambang Gerak adalah lambang yang
menggunakan gerakan anggota badan.
Ø Lambang Suara adalah lambang yang
menggunakan pendengaran, misalnya : mendengarkan radio, sirine, TV, Lonceng dan
lain-lain.
Ø Lambang Warna adalah lambang yang
menggunakan warna-warna, misalnya : lampu lalu lintas di jalan raya.
Ø Lambang Gambar adalah lambang yang menggunakan gambar-gambar, misalnya : iklan
dalam surat kabar atau majalah.
Ø Lambang Bahasa adalah lambang yang
menggunakan bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Ø Lambang Huruf adalah Lambang yang
menggunakan huruf.
Ø Lambang Angka adalah lambang yang
menggunakan angka-angka, misalnya : kalkulator dan penggaris
Lambang komunikasi dapat dibagimenjadi
dua yaitu Lambang komunikasi umum dan lambang komunikasi khusus. Lambang
komunikasi umum dibagi menjadi 4 yaitu mimik, gerak-gerik, suara dan bahasa.
Bahasa terbagi lagi menjadi tullisan dan lisan.
Lambang-lambang tersebut adalah
tanda penyampaian isi pernyataan yang umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari manusia dengan menggunakan lambang-lambang tersebut maka lawan
bicara atau komunikasi akan mengerti maksud dari hasil kerja akal dan budi
komunikator.
Disamping lambang komunikasi umum juga terdapat lambang komunikasi khusus
yang juga akan digunakan dalam situasi dan kondisi yang khusus juga. Misalkan
dalam suatu produksi film lambang komunikasi khusus yang biasa digunakan adalah
tata rias, tata cahaya, dekorasi dan lain-lain yang digunakan lambang tersebut pasti mengandung pesan
tertentu. Contohnya : jika tata cahaya disetting redup berarti film itu
menyampaikan bahwa suasana dalam durasi film sedang temaram,sedih,atau
mencekam.
Contoh penggunaan lambang komunikasi khusus lainnya bias diambil dilihat
ketika kita berkendara dijalan raya. Disana terlihat banyak papan rambu-rambu
lalu lintas yang berbeda-beda. Setiap gambarnya menunjukkan arti isi pernyataan
yang berbeda-beda juga.
10. Hambatan Komunikasi dan Mengatasi
Komunikasi
1.
Hambatan-hambatan Komunikasi
Dalam kondisi ini yang paling ideal pun akan selalu terdapat faktor-faktor
yang menghambat adanya komunikasi, faktor-faktor tersebut adalah :
Ø Faktor yang bersifat teknik, yaitu kurangnya penguasaan teknik komunikasi
yang mencakup unsur-unsur yang ada dalam komunikator.
Ø Faktor yang bersifat prilaku, yaitu prilaku komunikasi yang bersifat :
ü Pandangan apriori
ü Prasangka atas emosi
ü Suasana yang otoriter
ü Ketidakmauan berubah walaupun salah
ü Sifat yang ego sentries
Ø Faktor yang bersifat situasional, yaitu kondisi dan situasi yang menghambat
komunikasi, misalnya : ekonomi, sosial, politik dan keamanan
2.
Mengatasi Hambatan-Hambatan
Komunikasi
Ø Meningkatkan umpan balik
Ø Empati
Ø Pengulangan
Ø Menggunakan bahasa yang sederhana
Ø Penentuan waktu yang efektif
Ø Mendengarkan secara efektif
Ø Mengatur arus informasi
Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan
4/
5
Oleh
My Story