BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan masih rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%)
persalinan di masyarakat masih menggunakan jasa tenaga
non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan
penting dan mereka dianggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun,
karenadianggap murah serta memberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi. Untuk mengatasi
permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat suatu terobosan dengan
melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut
adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil,
bayi dan balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus
beralih ditangani oleh bidan, kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan
kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan.
Namun, kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan
transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara
persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia
adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya,
hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan maupun
perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan
oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Strategi untuk
membangun cohesive network diantara para pemuka setempat, masyarakat,
dukun dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
secara bersama-sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 131)
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian
promosi bidan siaga.
2. Pengertian
dan pembagian dukun bayi.
3. Tujuan
serta upaya pembinaan dukun bayi.
4. Peran dukun bayi dalam memberikan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk bersalin dengan tenagakesehatan.
5. Langkah-langkah
pembinaan dukun bayi.
6. Hambatan-hambatan
dalam pembinaan dukun bayi.
1.3 Tujuan
a. Tujuan
Umum
Mengembangkan pengetahuan tentang Askeb V Kebidanan
Komunitas, khususnya pada pembahasan tentang pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin
di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga).
b. Tujuan
Khusus
1. Memahami
pengertian promosi bidan siaga.
2. Mengetahui
pengertian dan pembagian dukun bayi.
3. Menjelaskan
tentang tujuan serta upaya pembinaan dukun bayi.
4. Memberikan
promosi kesehatan pada ibu untuk bersalin dengan tenaga kesehatan.
5. Mengetahui
langkah-langkah pembinaan dukun bayi.
6. Mengetahui
hambatan-hambatan dalam pembinaan dukkun bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Promosi Bidan Siaga
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan
dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan
transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang
dipasarkannya. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Promosi Kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemampuan, dan kemauan, serta pengembangan lingkungan
sehat. Sasaran promosi kesehatan adalah individu, keluarga, masyarakat, dan
petugas pelaksana program. (Syafrudin, 2009 :192)
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi
izin untuk menjalankan praktek kebidanan wilayah itu. (Rita Yulifah, Tri
Johan Agus Y. 2009 : 133)
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan
diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/ negara untuk membantu
masyarakat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan
promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang
ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat
memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru
Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan
kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di
tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan
bayi diwilayah tersebut semakin meningkat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus
Y. 2009 : 133)
2.2. Pengertian dan Pembagian Dukun Bayi
a. Pengertian Dukun Bayi
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI. 1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya
adalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan
menolong persalinan secara tradisional. Ketrampilan tersebut diperoleh secara
turun temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah
peningkatan ketrampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun bayi juga
merupakan seseorang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh mayarakat untuk
menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. (Meilani, Niken dkk. 2009:134)
Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat
dipercaya di kalangan masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya bagi
ibu hamil samapi dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka
lakukan, sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan
yang jauh lebih murah dibandingkan bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan
tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan
bidan di kampong, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki oleh dukun bayi
tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (tidak
berkembang). (Meilani, Niken dkk. 2009: 134)
b. Pembagian Dukun Bayi
Pembagian dukun bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi
dibagi menjadi 2 yaitu :
1)
Dukun
Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
2)
Dukun
Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
2.3
Tujuan
Serta Upaya Pembinaan Dukun Bayi
a.
Pembinaan
Dukun Bayi
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang,
masyarakat, pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit
kewenangan sesuai dengan fungsi dan tugasnya. (Ambarwati, Eny. 2009:135). Kemitraan
adalah kerjasama yang didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan bersama antara
beberapa pihak yang terkait. (Ambarwati, Eny. 2009:135)
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun
bayi oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat – alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta
pengetahuan tentang perawatan kehamilan , deteksi dini terhadap risiko tinggi
pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132)
Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan
antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.Supervise / pembinaan adalah bimbingan teknis yang
terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan. Menjangkau 2
aspek, yaitu: pembinaan ketrampilan dukun bayi dan pembinaan hasil
kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009
: 132)
b.
Tujuan
Pembinaan Dukun Bayi
Untuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan
dan pembinaan dukun dengan tujuan :
Ø Agar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di
sampaikan dan diterima oleh anggota masyarakat.
Ø Memperbesar peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan
kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan anak.
Ø Untuk memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah
dilakukan oleh dukun, seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan
persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada
saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di
cegah sedini mungkin.
c.
Manfaat
Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi
ü Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
ü Meningkatkan kerjasama antara dukun bayi dan bidan.
ü Meningkatkan cakupan persalinan dengan petugas kesehatan.(Ambarwati,
Eny. 2009:136)
d.
Upaya
Pembinaan Dukun Bayi
Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang
patut di hormati, memiliki peranan penting bagi ibu – ibu di desa. Oleh karena
itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa
upaya yang dapat di lakukan bidan di antaranya adalah :
1)
Melakukan
pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2)
Melakukan
pendekatan dengan para dukun.
3)
Memberikan
pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan
aman.
4)
Memberi
pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi – komplikasi kehamilan dan
bahaya proses persalinan.
5)
Membina
kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
6)
Menganjurkan
dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko tinggi kehamilan kepada tenaga
kesehatan.
e.
Pelaksanaan,
Tempat , dan Waktu Pembinaan Dukun Bayi
Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan antara lain:
dokter, bidan, perawat kesehatan, petugas imunisasi, petugas gizi. Tempat
pelaksanaan pembinaan dukun bayi dapat dilakukan di posyandu pada hari
buka oleh petugas / pembina posyandu atau pada perkumpulan dukun bayi
dilaksankan di puskesmas. Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi, yaitu:
·
Saat
kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.
·
Pertemuan
rutin yang telah disepakat
·
Waktu-waktu
lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi.
·
Saat
mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan (Rita Yulifah, Tri Johan Agus
Y. 2009 : 133)
2.4.
Peran Dukun Bayi Dalam Memberikan Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil Untuk Bersalin Dengan Tenaga kesehatan
a.
Klasifikasi
Materi Pembinaan Dukun Bayi
1)
Promosi
Bidan Siaga
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan
promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang
ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat
memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru
Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan
kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di
tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan
bayi diwilayah tersebut semakin meningkat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y.
2009 : 133)
2)
Peran
Dukun Paraji
a.
Membantu
bidan dalam merencanakan kunjungan ke posyandu kelompok ibu atau KPKIA.
b.
Mendampingi
bidan dalam melaksanakan kunjungan.
c.
Memberikan
masukan tentang kebutuhan masyarakat akan kunjungan dan materi pelatihan atau
penyuluhan.
d.
Memberikan
penyuluhan tentang :
ü Kebersihan atau kesehatan secara umum.
ü Kesiapan dalam menghadapi kehamilan.
ü Makanan bergizi dan pencegahan anemia.
ü Kematangan seksual, dan kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
ü Bahaya kehamilan pada usia muda.
ü Perencanaan keluarga sehat sejahtera (KB).
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan
melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama
dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang
sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan.
Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru lahir. (Rita Yulifah,
Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
3.
Peran
Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk Bersalin
dengan Tenaga Kesehatan
a.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya selama
kehamilan.
b.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
c.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene.
d.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil
yang anemia, atas pengawasan bidan.
e.
Dukun
bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
f.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu hamil
agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
g.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya persalinan.
h.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
i.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang baik
saat bersalin.
j.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan
payudara.
k.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
l.
Dengan
memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009
: 133)
2.5.Langkah-Langkah Pembinaan Dukun Bayi
Pembinaan dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan
peraturan dari masing – masing daerah atau dukun berasal, karena tidaklah mudah
mengajak seorang dukun untuk mengikuti pembinaan.
Beberapa langkah yang dapat di lakukan bidan dalam pembinaan dukun
adalah sebagai berikut :
a.
Meminta
bantuan pamong desa untuk memotivasi dukun bayi agar bersedia mengikuti
pelatihan – pelatihan dukun yang di selenggarakan.
b.
Mengajak
dukun bayi yang sudah di latih untuk ikut serta memberikan penyuluhan dan
membantu melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi di posyandu maupun pada
kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus
Y. 2009 : 132 - 133)
2.6. Hambatan-Hambatan Pembinaan Dukun
Bayi
Hambatan – hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan
dukun di masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Sikap
Dukun yang Kurang Kooperatif
Faktor yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif adalah adanya
perasaan malu apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi oleh bidan,
dan dukun terlalu idealis dengan cara pertolongan persalinan yang di lakukan.
Solusi :
Informasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan yang di
lakukan bukan untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang di lakukan
oleh dukun dalam melakukan pertolongan persalinan atau untuk bersaing. Akan
tetapi, pembinaan yang di lakukan bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman
baru dalam pelayanan kebidanan. Bidan harus mengajak dukun untuk bekerja sama
dengan cara memberikan imbalan sebagai ucapan terima kasih. Libatkan dukun
dalam perawatan bayi baru lahir, misalnya memandikan bayi.
b.
Kultur
yang Kuat
Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya
pembinaan dukun adalah sebagai berikut :
1.
Dukun
bayi biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat setempat.
2.
Kepercayaan
masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun temurun.
3.
Dukun
bayi masih memiliki peranan penting bagi perempuan di pedesaan.
4.
Biaya
pertolongan persalinan dukun jauh lebih murah daripada tenaga kesehatan.
5.
Pelayanan
dukun di lakukan sampai ibu selesai masa nifas.
6.
Masyarakat
masih terbiasa dengan cara – cara tradisional.
Solusi :
Lakukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh masyarakat,
misalnya pamong desa, para petua – petua desa, tokoh agama yang sangat
berpengaruh pada pola pikir masyarakat dengan memberikan penjelasan pentingnya
pembinaan dukun, sehingga tokoh – tokoh masyarakat dapat melakukan advokasi
kepada masyarakat, dan dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada diri
masyarakat yang dapat merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.
c.
Sosial
Ekonomi
Masyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan
pendidikan yang rendah cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun.
Masyarakat yang demikian beranggapan bahwa dukun adalah seorang pahlawan,
karena melahirkan di dukun lebih murah, dukun bersedia di bayar dengan barang,
dan pembayarannya dapat di angsur.
Solusi:
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan
masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan harus
dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan, berdayakan masyarakat
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dengan pertolongan persalinan
di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan
pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan ibu bersalin (Tabulin), donor darah
berjalan, dan ambulan desa.
d.
Tingkat
pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang harus di
hormati dan mempunyai latar belakang pendidikan rendah. Oleh karena dukun
memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun sulit
untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru.
Solusi:
Bidan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal dan
memahami tradisi setempat untuk melakukan pendekatan dan pembinaan ke dukun –
dukun. Lakukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga
mereka dapat memahami dan menerima pengetahuan serta pemahaman baru khususnya
mengenai kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. (Rita Yulifah, Tri
Johan Agus Y. 2009 : 136 - 138)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI. 1994 : 2).
Tujuan pembinaan adalah untuk meningkatkan status dukun, maka di
lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan : Agar mereka
memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima oleh
anggota
masyarakat, memperbesar
peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek
kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, untuk memperbaiki kegiatan – kegiatan
yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun, seperti memberikan, saran tentang
kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang
mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat
dikurangi atau di cegah sedini mungkin. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009
:133).
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan
promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang
ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat
memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru
Lahir ( BBL).
Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil
untuk Bersalin dengan Tenaga Kesehatan:
1.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya selama
kehamilan.
2.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
3.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene.
4.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil
yang anemia, atas pengawasan bidan.
5.
Dukun
bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
6.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu hamil
agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
7.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
8.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
9.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang baik
saat bersalin.
10.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan
payudara.
11.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
12.
Dengan
memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
3.2 Saran
Diharapkan masyarakat memahami setiap wawasan/ pengetahuan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan terutama mengenai resiko persalinan yang
ditolong oleh non tenaga kesehatan, sehingga masyarakat mengerti bagaimana
menjaga keselamatan ibu dan bayi dengan bersalin di tenaga kesehatan. Meningkatkan
peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan
kemampuan serta keterampilan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny
dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Numed
Dep Kes
RI. 1994. Pedoman Supervisi Dukun Bayi.
http://pipitrahmayanti.blogspot.com/p/pemberitahuan-ibu-hamil-untuk-bersalin.html
http://twidayanti91.blogspot.com/2012/07/pemberitahuan-ibu-hamil-untuk-bersalin.html
http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012:
10 :10
Meilani, Niken
dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
Syafrudin, SKM,
M. Kes, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Yulifah Rita,
Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan
Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Bidan Siaga
4/
5
Oleh
My Story