Kunjungan Awal Dalam Asuhan Kebidanan
Kehamilan Kehamilan Persalinan
1.1
Latar Belakang Masalah
Antenatal
Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan
disebut sebagai Prenatal Care).
Pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan
ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Sehingga penulis
membuat makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan
yang dilakukan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal ?
2.
Apa saja tujuan dari kunjungan awal ?
3.
Bagaimana pengkajian data kesehatan ibu hamil ?
4.
Apa saja pemeriksaan fisik pada kunjungan awal ?
5.
Apa saja pemeriksaan laboratarium pada kunjungan awal ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari kunjungan awal
2.
Untuk mengetahui apa saja tujuan dari kunjungan awal
3.
Untuk mengetahui bagaimana pengkajian data kesehatan pada ibu hamil
4.
Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik ibu hamil pada kunjungan awal
5.
Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan laboratarium pada kunjungan awal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kunjungan Awal
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa
kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care). Asuhan Antenatal adalah upaya
preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan. (Sarwono,2009)
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil
dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Kunjungan awal /Pemeriksaan awal ibu
hamil merupakan satu jalan dalam mencepai tujuan akhir yaitu tercapainya ibu
hamil yang sehat dan selamat baik bagi ibu ssendiri maupun janinnya.
Kunjungan
ulang adalah setiap kali kunjugan
antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama . Dalam
pelaksanaan yang sesungguhnya, kompetensi penuh harus dikuasai oleh seorang
bidan karena merupakan suatu kewenangan.
perlu diperhatikan wanita hamil
seharusnya minimal melakukan 4 kali
kunjungan selama kehamilannya. Dan pada setiap kunjungan maka perlu
didapatkan informasi yang sangat penting sesuai dengan umur kehamilan.dan bagi ibu hamil yang
mempunyai masalah, hendaknya melakukan konsultasi dengan petugas bila merasakan
tanda bahaya atau jika merasakan khawatir.
2.2 Tujuan Kunjungan Awal
Kunjungan
Awal memiliki beberapa tujuan diantaranya, yaitu :
1.
Membina hubungan saling percaya antara bidan dengan ibu.
2.
Mendeteksi masalah yang dapat diatasi
3.
Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4.
Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
5.
Mendorong perilaku yang sehat.
6.
Menentukan tingkat kesehatan ibu
dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
7.
Menetapkan catatan dasar tentang
tekanan darah, urinalisis, nilai darah, serta pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dapat digunakan sebagai standar pembanding sesuai kemajuan
kehamilan.
8.
Mengidentifikasi faktor resiko
dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa lalu dan sekarang.
9.
Memberi kesempatan pada ibu dan
keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang
kehamilan saat ini dan kehamilan yang lalu, proses persalinan serta masa nifas.
10.
Menganjurkan adanya pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan
kesehatan bayinya.
11.
Membangun hubungan saling percaya
karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan. Mendapatkan perawatan kehamilan
12.
Memperoleh rujukan konseling genetic
13.
Menentukan apakah kehamilan akan
dilanjutkan atau tidak.
14.
Menentukan diagnosis ada/tidaknya
kehamilan
15.
Menentukan usia kehamilan dan
perkiraan persalinan
16.
Menentukan status kesehatan ibu
dan janin
17.
Menentukan kehamilan normal atau
abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
2.3 Pengkajian
Data Kesehatan Ibu Hamil
1.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum
yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan
maupun saat kehamilan.
a.
Sosial
ü Kumpulan
keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat
lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap
“keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh
dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien
tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil
terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
ü Situasi
tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah,
seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, daan jika
diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan
lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber
penyakit.
ü Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien
berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan
pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
ü Pendidikan,
minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan
tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai
individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya
potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel,
piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung
silicon, talek, pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan.
ü Pilihan
agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus
diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran,
perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah.
ü Hewan
peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan
peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
ü Sumber
dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada
saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian ,
kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari
dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat
harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan
ini direncanakan atau tidak.
ü Sumber
stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah
biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau
anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?”
akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan
kehamilan klien.
ü Kebiasaan
yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk
mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini
maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :
a)
Merokok => Kebanyakan wanita
mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun mereka
tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang merokok pada masa kehamilan
pertama dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak percaya bahwa merokok membawa
resiko.
b)
Alkohol => Masalah signifikan
yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alcohol janin dan
ganguan perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis wajib menanyakan
asupan alcohol dan mengingatkan wanita efek potensial alcohol jangka panging
pada bayi yang dikandungnya.
c)
Obat terlarang dan obat rekreasional
=> Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat penting, paling
tidak untuk tiga alasan berikut : membantu wanita yang inin berhenti merokok,
mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan mengidentifikasi janin dan bayi
berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko terinfeksi HIV. Wanita yang
menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi
sejak awal. Identifikasi pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat
mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member suatu kehidupan yang utuh bagi
ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retadasi,
atau bahkan kematian.
2.
Riwayat Kebidanan
Riwayat Kesehatan terdiri dari beberapa hal, yaitu :
a.
Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan
tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering
disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7
hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3,
kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus
28 + x hari. Informasi tambahan tentang siklus
menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan
wanita tersebut telah hamil saat terjadi pendarahan. Dan tentang haid meliputi
:menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid, banyaknya darah,
sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri
atau tidak dan kapan haid terakhir.
b.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu,
ü Kehamilan
=> Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia
gravidarum.
ü Persalinan
=> Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh
siapa (bidan, dokter).
ü Nifas =>
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
ü Anak => Jenis
kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
c.
Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli
kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet
kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal
bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.
Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat
dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk
kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.
Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD
terpasang meningkatkan aborsi septic pada pertengahan trimester. Riwayat
pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Dan tanyakan
kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang
digunakan.
d.
Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun
kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan
(spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih
baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan
komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke
20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak
hidup.
Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya
seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.
Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan,
keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat
kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil
kehamilan , jumlah anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan
sekarang.
e.
Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita
pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil- hasil pemeriksaan dan
pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia pernah memeriksakan
dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil pemeriksaan. Dan tanyakan
apa pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea dll.
f.
Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat
ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami
klien dan mendapat kesempatan untuk :
ü Mengidentifikasi
riwayat penganiayaan seksual
ü Menawarkan
informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
ü Menawarkan
anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
ü Membuat
rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.
3.
Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang
beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang
diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau
untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.
Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah : Terdapat
riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau penyalahgunaan obat dan
alcohol. Ibu atau
saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia.
a.
Latar belakang etnis
Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan
perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau
keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada
populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut
diwajibkan menjalani skring genetik.
b.
Kepekaan budaya
Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan
menghargai kebiasaan, perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan
tradisi yang berbeda-beda.
c.
Dukungan dari keluarga
Kehamilan
yang direncanakan atau tidak
4. Penyakit
1.
Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya
diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang
kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis,
SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan
anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2.
Human Papilloma Virus (HPV)
Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata,
kadang-kadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks
dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna. Selama
masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan
mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak
hamil dapat menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu
menanganan yang cepat dapat menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil
tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang dengan mudah mudah disingkirkan
oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan.
3.
Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health
division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa
kehamilan terjadi di uterus.
2.4 Pemeriksaan Fisik
1.
Tinggi Badan
Pada wanita hamil yang pertama
kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang wanita hamil yang
terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi
karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan
tinggi dan berat badan memberi gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.
2.
Berat badan.
Pada tiap pemeriksaan wanita
hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu ditimbang.
Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil
biasanya belum naik bahkan biasanya menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam
trimester terakhit terutama karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik
sehingga pada akhir kehamilan berat badan wanita hamil bertambah kurang lebih
11 kg dibanding sebelum hamil. Pada trimester terakhir berat badan kurang lebih
0.5 kg seminggu, bila penambahan berat badan tiap minggu lebih dari 0.5 kg
harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
3.
Tanda-tanda vital.
Tekanan darah, denyut nadi, dan
suhu. Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir
sistolik tidak melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg.
Bila terdapat tekanan darah melebihi diatas maka kemungkinan adanya
preeklampsi. Umumnya , ibu hamil akan mengalami penurunan tekanan darah
(hipotensi), terutama di usia kehamilan 20 minggu hingga maksimal di usia 32
minggu. Jika penurunan ini terjadi secara gradual atau perlahan dan tak
menimbulkan keluhan, maka terbilang normal, karena sesudah itu tekanan darah
akan kembali normal atau sedikit lebih rendah dari normal. Kisaran tekanan
darah normal yang umum adalah terendah 80/60 dan paling tinggi 120/80.
Hipotensi terjadi bila tekanan
darah ibu berada di bawah dari biasanya. Misalnya tekanan darah ibu normalnya
adalah 100/70 kemudian turun menjadi 80/60, ini dapat dikatakan tidak normal.
Penurunan ini dapat menimbulkan keluhan seperti pusing dan mata
berkunang-kunang.
Pada ibu hamil, tekanan darah
yang menurun ini bersifat fisiologis atau terjadi karena adanya kehamilan.
Secara ilmiah penyebabnya bisa diterangkan sebagai berikut; saat hamil, tubuh
ibu memproduksi hormon progesteron. Hormon ini memengaruhi otot-otot menjadi
lebih relaks. Kemudian memengaruhi pembuluh-pembuluh darah ibu yang cenderung
melebar. Pelebaran pembuluh darah inilah yang membuat tekanan darah menurun.
4.
Kepala, Leher dan Wajah
Pemeriksaan fisik pada kehamilan
dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),
periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis atau berurutan. Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada
dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan
dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang
mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan
pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
a.
Wajah
Lihatlah wajah atau muka pasien,
adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah.
Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan
bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan
bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila
ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan.
Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah,
periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku
dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah
tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu
apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang
bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu
harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya,
serta direncanakan persalinannya dirumah sakit. Selain memeriksa ada tidaknya
pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik
b.
Mulut
Lihatlah mulut pasien. Adakah
tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis,
adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain
dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
Lihatlah kelenjar gondok, adakah
pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran linfe
c.
Tangan dan Kaki
Memeriksa adanya oedema yang
paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari
beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti
oedem positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre
eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila
kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
Mintalah ibu duduk dengan
tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah
tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada
lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk.
Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1.
bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre
eklamsi.
d.
Payudara
Lihat dan raba payudara, pada
kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan
yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu
menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan
mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum.
Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
e.
Pemeriksaan Abdomen
Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut
ibu. Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan
presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan
denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen,
penting untuk dilakukan hal-hal sebagai berikut :
ü Mintalah ibu untuk mengosongkan
kandung kemihnya bila perlu bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal
dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah
bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik nafas panjang.
ü Cucilah tangan anda sebelum mulai
memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut
(melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae
gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan
juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran
perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya
fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri.
Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala
telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus
uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus
berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya
fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena
ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi.
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya
akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama,
tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan
dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan
hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan,
tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal,
terlalu kecil atau terlalu besar.
f.
Pemeriksaan Punggung Dibagian Ginjal
Tepuk punggung di bagian
ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri,
mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.
g.
Genatalia Luar (Externa)
Kenakan sarung tangan sebelum
memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna
putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau
perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak
teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung
tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali lagi
cucilah tangan dengan sabun.
Terdapat juga tanda-tanda
kehamilan pada genitalia yaitu sebagai berikut :
ü Tanda Chadwick adalah warna ungu/biru pd vulva & vagina.
ü Tanda Goodell adalah
melemahnya serviks.
ü Tanda Hegar adalah melemahnya
isthmus uteri ( segmen bwh rahim ).
h.
Pemeriksaan Leopold
ü Leopold I
Untuk menentukan bagian janin
yang berada dalam fundus uteri. Petunjuk cara pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan
pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian
atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk
menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian
janin mana yang terletak di fundus.
jika kepala janin yang nerada di
fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu
bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi
didaerah fundus akan terasa kosong.
ü Leopold II
Untuk menentukan bagian janin
yang berada pada kedua sisi uterus. Petunjuk pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan
pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua
sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba
dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung,
lengan dan kaki.
Hasil : bagian bokong janin akan
teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian-bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak
tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki,
lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi
posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba
disalah satu sisi.
ü Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa
yang berada pada bagian bawah. Petunjuk cara memeriksa:
Dengan lutut ibu dalam posisi
fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis
pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan
dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Hasil : bila bagian janin dapat
digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati
pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk
menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah
engaged bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin
adalah melintang.
ü Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan
engangement. Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki
ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan
pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul
Hasil: pada dasarnya sama dengan
pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam
panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.
i.
Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin
menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung
janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160
kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada
ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti
bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat
didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau
janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera
dirujuk.
j.
Pemeriksaan Panggul
Pada ibu hamil terutama
primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk
panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit
persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan
pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan
panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang,
terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah
simetris.
Dengan pemeriksaan raba, pasien
dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada pemeriksaan
raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat kelainan
letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul
luar.
Alat untuk menukur luar panggul
yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran-ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalah:
a)
Distansia Spinarum => Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan
ukuran normal 23-26 cm.
b)
Distansia Kristarum => Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar
26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang
dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul.
2.5
Pemeriksaan Laboratarium
a.
Golongan Darah dan Rhesus
Dokter harus mengetahui
golongan darah Ibu, apakah darah Ibu Rhesus positive (RH+) atau Rhesus negative
(RH-). Bila darah Ibu RH- dan Ibu mengandung bayi dengan RH+, tubuh Ibu akan
memproduksi antibodi untuk melawan/menentang sel-sel darah RH+ . Ini berbahaya
bagi bayi Ibu dan merusak sel darah merah janin sehingga terjadi jaundice
(kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin. Bila
diketahui Ibu memiliki darah dengan rhesus negatif sementara darah bayi memiliki rhesus positif, Ibu perlu
suntikan Anti D setelah melahirkan, atau bila terjadi keguguran untuk
perlindungan agar pada kehamilan
berikutnya bayi tidak akan menderita penyakit anemia
akut. Untuk prosedur pemeriksaan golongan darah dan rhesus bisa dilihat pada
lampiran daftar tilik 1.
b.
Pemeriksaan HB
Pemeriksaan Hb atau
hemoglobin. Hb adalah pigmen pembawa zat asam (oksigen) yang ada di dalam butir
darah merah. Bila seseorang kekurangan Hb tentu saja sel-sel dalam tubuhnya
akan kekurangan oksigen. Begitu juga pada ibu hamil, bila ia kekurangan oksigen
tidak saja kesehatannya akan terganggu, tetapi juga kesehatan janinnya akan
sangat terganggu. Apalagi keadaan yang prima sangat diperlukan saat melahirkan
kelak. Pemeriksaan perlu dilakukan bila ada gejala yang berhubungan dengan
kekurangan Hb, atau ada kemungkinan penyakit yang dapat menyebabkan anemia.
Sebetulnya dengan melihat kelopak mata saja, kita akan dapat melihat apakah
seseorang mengalami kekurangan darah (anemia) atau tidak. Pemeriksaan cara ini
tidak memberikan data yang tepat. Namun, bagi seorang petugas kesehatan atau
pakar yang sudah berpengalaman banyak, mereka dapat memperkirakan apakah
penderita menderita suatu penyakit atau kelainan perlu pemeriksaan lebih lanjut
atau tidak. Di samping itu mereka dapat memperkirakan apakah penderita perlu
atau tidak pemberian suplemen besi atau zat lain yang diperlukan dalam
pembentukan butir darah merah. Untuk lebih tepatnya, memang diperlukan
pemeriksaan Hb.
Dalam pemeriksaan Hb ini,
tenaga kesehatan dapat menggunakan dua metode yaitu pemeriksaan Hb menggunakan
metode Sahli dan pemeriksaan Hb menggunakan metode Talquis.
c.
Pemeriksaan Glukosa dan Protein Urine
Pemeriksaan Protein Urine
untuk mengetahui apakah ada Protein dalam Urine Ibu karena apabila ada protei
urine dapat mengakibatkan Pre-eklampsia. Pemeriksaan
glukosa urine diperlukan oleh ibu hamil yang dicurigai menderita penyakit
diabetes. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin.
Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan
dalam urin orang yang sehat. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine
termasuk pemeriksaan penyaring. Untuk menyatakan keberadaan suatu glukosa,
dapat dilakukan dengan cara yang berbeda- beda. Cara yang tidak spesifik dapat
dilakukan dengan menggunakan suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan
warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya adalah penggunaan reagen
fehling yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung
garam cupri. Sedangkan pembuktian glukosuria secara spesifik dapat dilakukan
dengan menggunakan enzim glukosa oxidase (Suardi, Muslim. 2013).
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kunjungan
kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulang- ulang dengan tujuan
untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Kunjungan ulang
menyelesaikan masalah-masalah pada kunjungan awal. Dan dilakukan hal-hal
sebagai berikut: pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan obstetrik abdomen, pengkajian ulang, pendidikan
kesehatan dan persiapan kelahiran serta kegawatdaruratan.
3.2 Saran
Diharapkan
kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu
hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi suatu keluhan, walaupun belum
sampai pada waktu untuk kunjungan ulang yang ditentukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta, Salemba
Medika,2009.
Ika Pantiawati, dkk. Kumpulan Soal Ujian OSCA Kebidanan. Jakarta, Numes,
2009.
Manuaba, ida bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.