Monday, 29 January 2018

HIPOTERMIA PADA BAYI


A.     Pengertian Hipotermia
Hipotermia merupakan suatu keadaan dimana tubuh bayi mengalami penurunan suhu badan dibawah 36° celcius yang pada akhirnya menyebabkan trauma dingin pada bayi baru baru lahir dan mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Hiportemia adalah bayi yang kaki dan tangannya terasa dingin dan sering menangis, karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi masih belum sempurna, respirasi masih lemah dan konsumsi oksigen rendah, inaktivitis otot serta asupan makanan rendah.

B.       Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh pada BBL yang Dapat Menyebabkan Hipotermia
1.    Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan pada permukaan tubuh bayi. Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari kulit tubuh yang basah keudara, karena bayi baru lahir diselimuti oleh air/cairan ketuban/amnion. Proses ini terjadi apabila BBL tidak segera dikeringkan setelah lahir.
2.    Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan benda atau permukaan yang temperature lebih rendah. Misalnya bayi ditempatkan  lansung pada meja, perlak, timbangan atau bahkan ditempat dengan permukaan yang terbuat dari logam.
3.    Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin. Kehilangan panas badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya bayi dilahirkan dikamar yang pintu dan jendela terbuka, ada kipas/AC yang dihidupkan.
4.    Radiasi
Radiasi adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin didekat tubuh bayi. Kehilngan panas badan bayi melalui pemancaran/radiasi pada tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya suhu kamar bayi/kamar bersalin dibawah 25°C. Terutama jika dinding kamarnya lebih dingin dari keramik atau marmer.

C.      Tanda dan Gejala Hipotermia
Gejala hiportemia bayi baru lahir:
·         Bayi tidak mau minum atau menetek
·         Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
·         Tubuh bati teraba dingin
·         Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema)
Tanda-tanda hipotermia sedang (stres dingin):
·         Aktifitas berkurang, letargis
·         Tangisan lemah
·         Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
·         Kemampuan menghisap lemah
·         Kaki teraba dingin
Tanda-tanda hiportemia berat:
·         Sama  dengan hiportemia sedang
·         Bibir dan kuku kebiruan
·         Pernapasan lambat
·         Pernapasan tidak teratur
·         Bunyi jantung lambat
·         Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosismetabolik
Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia:
·         Muka, uujung kaki dan tangan berwarna merah terang
·         Bagian tubuh lainnya pucat
·         Kulit mengeras merah dan timnul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)

D.      Pencegahan dan Penatalaksanaan Hipotermia
Pencegahan dan penatalaksanan hiportemia yang perlu diperhatikan adalah :
  • ·Ruang bersalin tidak dingin
  •   Bayi segera sesudah lahir  dikeringkan untuk menghindari kehilangan suhu secara evaporasi dan segera diselimuti/dibungkus kemudian ditempelkan didada ibu (misalnya metode kangguru)
  • Kepala bayi ditutupi
  •  Kain, selimut, dan handuk yang basah segera diganti dengan yang kering dan hangat
  •   Hindari pemberian oksigen yang dingin
  • Perawatan metode kangguru secara ringkas adalah sebagai berikut : metode kangguru pada prinsipnya adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir berat badan lahir rendah dalam incubator. Bayi baru lahir yang telah dipakaikan popok dan tutup kepala/topi tanpa pakaian diletakkan langsung  melekat pada kulit ibu diantara 2 payudara ibu, kemudian ditutupi oleh pakaian ibu yang berfungsi sebagai kantong kangguru. Sementar itu, ibu berfungsi sebagai kangguru yang dapat memberikan suhu optimal 36,5° C sampai 37,5°C dengan cara mendekap bayinya. Metode kangguru ini dapat dilakukan pada posisi berdiri maupun berbaring atau tidur. Kontak erat pada ibu dan bayi dapat meningkatkan perkembngan psikomotor bayi sebagai rangsangan sensoris ibu kepada bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Maryunani, Ns Anik, & Nurhayati. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan Neonatal). Jakarta: TIM.
Saifudin, Abdul Bari. Dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Artikel Terkait

HIPOTERMIA PADA BAYI
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email