Etika Berbicara Dalam Kebidanan
Kebidanan Neonatus Kebidanan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara
adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara merupakan aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting,
karna dengan berbicara kita dapat berkomunkasi, antara sesama manusia,
menyatakan pendapat, meyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam
segala kondisi emosional dan lain sebagainya.
Kalau diamati
dalam kehidupan sehari-hari, banyak didapati orang yang berbicara. Tetapi tidak
semua orang dalam berbicara itu memiliki kemampuan yang baik didalam
menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai
dengan kingginannya, dengan kata lain tidak semua orang memiliki kemampuan yang
baik didalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara
apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya
sehingga orang lain yang mendengarkanyya dapat memiliki pengertian dan pemahaman
yang pas dengan keinginan sang pembicara.
Kegiatan
berbicara dapat dilakukan dengan beragam tujuan. Jika memperhatikan tujuan,
tentu pembicara akan menempatkan dirinya sebagai penyampai informasi,
menghibur, atau memotivasi. Kegiatan itu akan berpengaruh terhadap gaya dan
teknik penyampaiannya. Jika bertujuan untuk menyampaikan informasi, pembicara
dapat bersuara datar dan tidak terlalu sering melakukan gerakan kinestetik
lainnya. Jika bertujuan untuk menghibur, pembicara diwajibkan untuk dapat
menampilkan sikap empati dan simpati melalui raut muka dan gerakan anggota
tubuh. Jika bertujuan untuk memotivasi, pembicara harus bersuara lantang,
jelas, dan sarat makna. Dan itu memerlukan kemahiran tersendiri.
Karena kegiatan
itu dilaksanakan di depan publik atau banyak orang, pembicara perlu mengetahui
etika sebagai pembicara. Etika adalah kesantunan atau batasan norma untuk
menghormati lawan tutur atau lawan bicara. Ada banyak etika, adab dan sopan
santun dalam berbicara yang diketahui dan dianut oleh masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Etika yang baik dalam berbicara
Berbicara merupakan
rutinitas yang sering dilakukan oleh manusia. Dengan berbicara kita dapat
menyampaikan pendapat dan sebaliknya kita juga dapat mengetahui keinginan orang
lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. Namun
jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam
berbicara perlu kita perhatikan. Sebab, dalam bermasyarakat kita pasti
berhadapan dengan orang lain yang memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama
lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :
a.
Gaya bahasa
Gaya bahasa yang
digunakan pada saat kita berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua, orang
yang baru kita kenal dan dengan orang yang sudah kita kenal dengan baik tentu
berbeda. Kita harus dapat membedakannya dan menempatkannya dengan benar. Bukan
sekedar dengan siapa kita berbicara tetapi juga menyesuaikannya dengan situasi
dan kondisi yang ada, karena jika kita tidak dapat menempatkannya dengan benar
kita akan dinilai sok akrab bahkan dianggap tidak sopan dan tidak tahu diri.
b.
Intonasi
Intonasi
menandakan emosi. Orang akan dapat dengan mudah menilai kita hanya dari
intonasi kita pada saat berbicara. Gunakan intonasi dan penekanan yang tepat
serta kontrol emosi pada saat berbicara di depan umum.
c.
Volume suara
Volume suara
harus disesuaikan dengan beberapa faktor seperti dengan siapa kita berbicara,
besar ruangan, banyaknya orang dalam ruangan, jarak antara kita dan orang yang
kita ajak bicara serta apa yang sedang kita bicarakan.
d.
Bahasa tubuh dan ekspresi
Berusahalah
untuk menatap lawan bicara kita karena itu menandakan bahwa kita tertarik dan
menghargainya. Hentikan sejenak pekerjaan yang sedang kita lakukan untuk
sekedar mendengarkan dan merespon atau menjawab pertanyaan dari orang lain.
e.
Fokus pada lawan bicara
Dengan fokus
pada lawan bicara tentunya lawan bicara akan mudah mendapatkan maksud
pembicaraan.Jangan sampai anda berpaling dari lawan bicara,karena topik akan
pecah dan tidak jelas.
f.
Jangan mengeluarkan perkataan yang tidak pantas
Lupakan
dan jauhkan perkataan kotor dalam bicara anda.Perkataan kotor biasa akan
merusak pembicaraan dengan lawan bicara. kadang juga nyambung,tetapi efek dari
perkataan kotor itu yang mencerminkan pribadi kita dimata lawan bicara.
g.
Sopan dalam berbicara
Sopan dalam
berbicara kepada orang yang lebih tua, misalkan pada orang yang lebih tua
sebaiknya kita tidak menggunakan kata “aq” dalam berbicara, sebaiknya kita
gunakan saja kata “saya” dalam berbicara kepada orang yang lebih tua
h.
Menempatkan bahasa yang baik digunakan pada saat-saat tertentu.
i.
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
Tenang dalam berbicara
dan tidak tergesa-gesa. Aisyah ra telah menuturkan, "Sesungguhnya Nabi
apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang
menghitungnya, niscaya ia dapat mengihitungnya." (Muttafaq 'alaih).
j.
Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak
memotongnya.
k.
Menghindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan
perasaan
l.
Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok, dan memandang rendah
orang yang berbicara
m.
Berbicaralah sesuai dengan tingkat pemahaman lawan bicara
Masyarakat kita berbeda
– beda karakter, kebiasaan, maupun bahasa. Sebaiknya berbicara menyesuaikan dengan
pemahaman lawan bicara kita.
n.
Awali dan ahiri pembicaraan dengan senyuman
Senyuman dapat membuat
lawan bicara kita tersapu malu dan baik kepada kita.Lawan bicara belum
mengatakan sesuatu tetapi kita sudah memberikan sebuah hadiah yang enak
dipandang mata yaitu ” senyuman ”.
2.2
Macam-macam etika dalam berbicara
Berbicara bukan
hal yang asing lagi bagi kita karena berbicara sudah merupakan kebiasaan kita
setiap harinya tapi ada baiknya dalam berbicara menjaga sopan santun baik
berbicara ketika bercanda maupun berbicara ketika serius. Etika berbicara
terbagi 2 yaitu :
a. Etika berbicara dalam lingkup
bercanda
1.
ada baiknya ketika bercanda terhadap orang yang lebih tua dari kita
tidak ada kalimat yang mengandung unsur tidak sopan misalnya memakai kata loe
atau gue terhadap orang yang lebih tua dari kita.
2.
ketika bercanda tidak ada unsur menyinggung perasaan orang lain.
3.
tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan ketika bercanda.
4.
berbicara dan bercanda dengan sopan tanpa menggunakan kata-kata
atau kalimat yang tidak baik .
b. Etika berbicara ketika serius
1.
tidak bercanda ketika orang lain sedang berbicara serius karena
kemungkinan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat memicu pertengkaran.
2.
ada baiknya menggunakan kata saya atau anda terhadap orang yang
lebih tua dari kita maupun pada saat rapat atau ketika dalam pembicaraan yang
sedang serius.
3.
menggunakan kata-kata atau kalimat yang sopan tidak mengandung
unsur mencaci maki .ketika berbicara dalam hal serius tidak kebawa emosi.
2.3
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berbicara
Beberapa hal
yang tidak boleh dilakukan pada saat kita berbicara dengan orang lain, seperti
:
a.
Memotong pembicaraan orang lain
b.
Menggunakan bahasa yang kasar & jorok
c.
Menggunakan istilah-istilah yang tidak umum yang hanya diketahui
oleh sebagian orang
d.
Memonopoli pembicaraan
Sangat mendasar memang tetapi pada kenyataannya masih banyak
diantara kita yang melakukannya dan menurut pengamatan saya hal itu disebabkan
oleh :
1.
Ketidaktahuan
Lingkungan pergaulan, latar belakang
pendidikan, budaya, status sosial dan ekonomi adalah faktor penyebab
ketidaktahuan seseorang terhadap etika yang berlaku. Ketidaktahuan ini dapat
diminimalisasi dengan cara:
a.
Introspeksi
Mengamati orang lain lalu membandingkannya dengan apa yang telah
kita lakukan, menerima masukan dan kritikan orang lain kemudian merenungkannya
serta membuat penilaian tentang diri kita secara jujur adalah langkah pertama
yang dapat kita lakukan.
b. Belajar
Hidup adalah proses pembelajaran yang berkesinambungan. Setiap hari
bahkan setiap jam selalu ada kejadian atau hal-hal yang dapat kita pelajari.
Mempelajari etika dalam berbicara dapat dilakukan dengan banyak cara, dengan
mengamati orang lain atau membaca buku dan artikel atau juga dengan mengikuti
sekolah atau seminar-seminar tentang kepribadian.
c. Melakukan perubahan
Bukan berubah menjadi orang lain tetapi melakukan perubahan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Hanya orang bodoh yang setelah melakukan
introspeksi tidak mau belajar dan melakukan perubahan dan hanya orang yang
sangat-sangat bodoh yang tidak mau melakukan ketiganya.
2.
Kesengajaan
Melakukan
pelanggaran etika pada saat berbicara hanya karena ingin dianggap lucu atau
lugu. Menyebalkan memang, disaat orang lain menonjolkan kelebihannya untuk
menutupi kekurangannya, masih ada saja orang yang menonjolkan kekurangannya
hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa etiket dan etika mempunyai kesamaan dari segi norma dan
perilaku setiap manusia. Etiket dalam berbicara sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Selain kualitas pesan yang kita sampaikan, cara kita berbicara
atau berkomunikasi dengan orang lain juga memperlihatkan pribadi kita
sebenarnya. Jadi, sukses atau tidaknya pergaulan, bahkan karier sering kali
ditentukan oleh kemampuan berbicara.
3.2 Saran
Untuk menjamin
terbinanya pergaulan dalam masyarakat diperlukan etika dalam berbicara seperti
sikap yang sopan santun, menghormati orang tua, bicara yang baik kepada orang
tua.Di dalam pembicaraan harus menggunakan tata bahasa yang sopan dan tidak
boleh mengeraskan bunyi suara dalam berbicara.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasyim,
Masruroh. 2012. Etika Keperawatan .
Health Books. Jakarta.