Sunday 4 February 2018

Protein Urine




1.    Cara Mengukur Protein di Dalam Urin
Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi dan bermakna.Metode dipstik mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah.Urin yang sangat encer menutupi proteinuria pada pemeriksaan dipstik.Jika proteinuria yang tidak mengndung albumin dalam jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu.Ini terutama sangat penting untuk menentukan proteinBence Jones pada urin pasien dengan multipelk mieloma.Tes untuk mengukur konsentrasi urin total secara benar seperti pada presipitasi dengan asam sulfosalisilat atau asam triklorasetat.Sekarang ini, dipstik yang sangat sensitif tersedia di pasaran dengan kemampuan mengukur mikroalbuminuria (30-300 mg/hari) dan merupakan petanda awal dari penyakit glomerulus yang terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada nefropati diabetik dini.
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat hilangnya protein.Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus, tetapi tidak memasuki urin.Muatan dan selektifitas dinding glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin, dan protein dengan berat molekul besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus.Akan tetapi, jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran protein plsama ke dalam urin (proteinuria glomerulus).Protein yang lebih kecil (100kDal) sementara foot processes dari epitel atau podosit akan memungkinkan lewatnya air dan solut kecil untuk transport melalui saluran yang sempit.Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan glutamat, asam partat, asam sialat yang bermuatan negatif pada pH fisiologis.Muatan negatif ini akan menghalangi transport molekul anion seperti albumin.

2.    Pemilihan sampel urin
Hasil urinalisa (pemeriksaan urin) terhadap kumpulan urin sepanjang 24 jam pada seseorang akan memberikan hasil yang hampir sama dengan urin sepanjang 24 jam berikutnya. Namun meskipun pada hari yang sama, hasil pemeriksaan pada saat-saat tertentu akan memberikan hasil yang berbeda. Sebagai contoh, urin pagi berbeda dengan urin siang atau malam. Berbagai jenis sampel urin antara lain urin sewaktu, urin pagi, urin postprandial, urin 24 jam serta urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada pria.
  
Ø  Urin sewaktu
Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tak ditentukan secara khusus. Urin ini dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan. Urin ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang mengikuti pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

Ø  Urin pagi
Urin pagi adalah urin yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun tidur. Urin pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dll. Bagi kalangan kebidanan, urin pagi baik untuk pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin.

Ø  Urin postprandial
Urin postprandial adalah urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam setelah makan. Urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di dalam urin)

Ø  Urin 24 jam
Urin 24 jam adalah urin yang dikumpulkan selama 24 jam, dengan cara:
ü  Siapkan botol besar bersih bertutup (minimal 1,5 L) umumnya dilengkapi pengawet.
ü  Jam 7 pagi urin dibuang.
ü  Urin selanjutnya (termasuk jam 7 esok hari) ditampung dan dicampur.
ü  Urin 24 jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitatif. Ada juga urin yang tak tak penuh 24 jam, misalnya urin siang 12 jam (jam 7 pagi sampai dengan jam 7 malam) , urin malam 12 jam (jam 7 malam sampai dengan jam 7 pagi), urin 2 jam dll.
ü  Urin 3 gelas dan urin 2 gelas Urin 3 gelas adalah urin yang ditampung sejumlah 3 gelas, dengan cara:
a.       Beberapa jam sebelumnya penderita dilarang berkemih’
b.      Siapkan 3 gelas (sebaiknya gelas sedimen)
c.       Penderita berkemih langsung ke dalam gelas tanpa henti
d.   Gelas I diisi 20-30 ml pertama (berisi sel-sel uretra pars anterior dan prostatika)
e.       Gelas II diisi volume berikutnya (berisi unsur-unsur dari kandung kemih)
f.     Gelas III diisi volume terakhir (berisi unsur-unsur khusus dari uretra pars prostatika dan getah prostat)
g.      Urin 2 gelas diperoleh dengan cara sama dengan urin 3 gelas, dengan 2 gelas saja, gelas pertama diisi 50-75 ml.Urin ini digunakan untuk menentukan letak radang atau lesi yang menghasilkan darah atau nanah pada urin seorang pria

3.    Alat dan Bahan

Alat :
Ø  Tabung reaksi
Ø  Centrifuge dan tabungnya
Ø   Penjepit
Ø   Lampu spiritus dan Pipet Tetes

Bahan :
Ø  Asam asetat 10%
Ø   Natrium asetat
Ø   Asam asetat glasial
Ø   Aquadest
Ø   Urine sewaktu

Cara Kerja :
Ø  Pemanasan dengan Asam Asetat
ü  Pembuatan reagen asam asetat 10%
ü  Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
ü   Didihkan selama 1-2 menit
ü   Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
ü   Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.
Ø  NO Pengamatan hasil Simbol
ü  Tidak ada kekeruhan (-)
ü  Kekeruhan sedikit sekali (±)
ü   Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
ü   Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
ü   Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
ü   Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

Artikel Terkait

Protein Urine
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email