Monday 21 October 2013

Penjahitan Luka Episiotomi




Penjahitan ruptura perineum merupakan tindakan yang sering dilakukan setelah episiotomi atau setelah persalinan. Penjahitan yang efektif memerlukan pengetahuan anatomi dan pemahaman teknik penjahitan. Terdapat beberapa tingkatan laserasi perineum tergantung kedalamannya dan jaringan pada perineum yang terlibat. Menghindari episiotomi rutin dan dan persalinan dengan ekstraksi forceps dapat mengurangi terjadinya ruptur perineum yang berat. Robekan perineum adalah laseri disekitar jaringan perineum yang terjadi selama kelahiran bayi di kala II persalinan.

1.1  Jenis Robekan Perineum
Robekan perineum diklasifikasikan menurut luasnya jaringan dan sruktur yang rusak, antara lain :
a.       Derajat I : Struktur yang rusak antara lain :
Ø  Mukosa Vagina
Ø  Forchete posterior
Ø  Kulit perineum

b.      Derajat II : laserasi terjadi pada :
Ø  Mukosa Vagina
Ø  Forchete posterior
Ø  Kulit perineum
Ø  Otot perineum

c.       Derajat III : Laserasi yang luas, sampai sfingter ani
Ø  3a. < 50 % ketebalan sfingter ani
Ø  3b. > 50 % ketebalan sfingter ani
Ø  3c. Hingga sfingter ani

d.      Derajat IV : Laserasi yang ekstrim dan luas, meliputi :
Ø  Mukosa vagina
Ø  Forchete posterior
Ø  Kulit perineum
Ø  Otot perineum
Ø  Otot sfingter ani
Ø  Dinding depan rektum
1.2  Infiltrasi Lokal / Anestesi
Infiltrasi lokal digunakan ketika anestesi diperlukan untuk memperbaiki laserasi atau episiotomi jika anestesi sebelum persalinan telah habis, blok pudendal setelah persalinan gagal, atau infiltrasi local merupakan jenis yang dipilih. Kerugian utama dari infiltrasi lokal untuk perbaikan laserasi adalah mengganggu jaringan, sehingga membuat perkiraan atau penentuan ketebalan jahitan lebih sulit.
Ukuran, panjang jarum dan jumlah anestesi yang digunakan tergantung pada laserasi. Jarum ukuran 22 dengan panjang 1 ½ inci baik digunakan untuk infiltrasi. Bagaimanapun, ukuran jarum yang lebih kecil sebaiknya digunakan untuk laserasi yang lebih kecil dan area yang lebih sensitive. Sebagai contoh, jarum ukuran 25 dan panjang 1 inci, dapat menjadi pilihan untuk menganestesi laserasi klitoris.
Teknik infiltrasi lokal adalah dengan memasukkan ujung jarum pada ujung atau sudut laserasi dan kemudian menjalankannya sepanjang luka atau sepanjang garis dimana jahitan akan dibuat. Kemudian setelah aspirasi, obat anestesi diinjeksikan ketika jarum ditarik ke titik pemasukan. Injeksi obat dihentikan ketika jarum diarahkan kembali disepanjang garis jahitan yang akan dibuat, dan proses diulang sampai seluruh area yang mungkin terasa sakit teranestesi.
Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran 22 panjang 4 cm. Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar bias digunakan, tapi jarum harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat yang membutuhkan anestesi. Obat standar untuk anestesi local adalah 1 % lidokain tanpa epinefrin. Jika lidokain 1 % tidak tersedia, gunakan lidokain 2 % yang dilarutkan dengan air steril atau normal salin dengan perbandingan 1 : 1.

1.3    Prinsip – Prinsip Penjahitan Ruptur Perineum
Klasifikasi ruptur perineum terdiri dari derajat satu sampai dengan empat tergantung derajat kedalamannya. Pemeriksaan colok dubur dapat membantu dalam menentukan luasnya kerusakan dan memastikan bahwa laserasi tingkat 3 dan 4 yang tidak terdeteksi dapat terlihat.
            Tujuan menjahit laserasi atau episiotomy adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomy gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan atau hemostasis.
            Penjahitan ruptur perineum membutuhkan aproksimasi dari jaringan vagina, otot perineum dan kulit perineum. Dalam melakukan penjahitan ruptur perineum diperlukan cahaya dan visualisasi yang baik, peralatan yang tepat, jenis benang dan anestesi yang adekuat. Dari penelitian klinik didapatkan bahwa penggunaan benang catgut atau chromic catgut akan mengurangi kejadian luka terbuka dan nyeri perineum pasca salin.
Perbaikan episiotomi atau laserasi harus seartistik mungkin yang dapat dilakukan. Penjahitan yang “artistik” adalah perbaikan yang dilakukan memberi perhatian khusus untuk hasil yang bukan hanya bermanfaat dari aspek fungsi, tetapi juga sisi kosmetik.
            Semua penjahitan harus memiliki hasil fungsional yang baik. Penjahitan harus memulihkan struktur organ pelvis dan menopang organ-organ pelvis. Di samping itu harus ada control defekasi dan tonus sfingter yang baik ketika sfingter ani eksterna mengalami kerusakan. Hasil fungsional yang baik tidak menimbulkan masalah-masalah seperti, tidak membentuk fistula sehingga membuat saluran di antara orifisium, tidak menimbulkan masalah seksual dengan menempatkan jahitan di cincin hymen, tidak merapatkan jaringan secara anatomis, atau menyatukan kembali otot bulbokavernosus terlalu ketat – semua ini dapat menyebabkan dispareunia.
            Aspek artistik berkaitan dengan hasil kosmetik. Hasil kosmetik adalah penting karena episiotomi dan laserasi merupaka serangan fisik terhadap tubuh wanita. Perbaikan yang sempurna menghasilkan jaringan parut selebar helaian rambut dan semua aspek perineum berada pada kesejajaran anatomi yang akurat tanpa keriput, lipatan kecil, atau tepi kulit yang saling tumpang tindih.
            Anestesi yang adekuat adalah prasyarat yang esensial untuk penjahitan episiotomi atau laserasi. Area penjahitan sensitive secara fisik dan wanita cenderung secara psikologis peka terhadap prosedur. Anda perlu mengenali dan menghormati kepekaan ini yang dibuktikan dengan sikap peduli dan mengupyakan wanita tidak merasa nyeri selama penjahitan. Infiltrasi local untuk penjahitan akan memberi efek anestesi yang adekuat. Anda harus menginformasikan wanita untuk membedakan antara tekanan dan nyeri karena ia mungkin merasakan tekanan tetapi tidak merasakan nyeri.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan :
Ø  Patuhi teknik aseptik dengan cermat. Mengganti sarung tangan jika diperlukan. Mengatur posisi kain steril di area rectum dan di bawahnya, untuk mengupayakan area yang tidak terkontaminasi jika benang jatuh ke area tersebut.
Ø  Pencegahan trauma lebih lanjut yang tidak perlu pada jaringan insisi.
a.       Penggunaan jarum bermata (berlubang) yang menggunakan dua helai benang menembus jaringan, sedangkan tersedia jarum tanpa mata atau jarum swage-on yang menarik sehelai benang menembus jaringan.

b.      Penggunaan benang dan jarum dengan ukuran lebih besar daripada yang diperlukan.
·         catgut kromik 4-0 digunakan untuk perbaikan dinding anterior rectum pada laserasi derajat empat, perbaikan laserasi klitoris
·         catgut kromik 3-0 digunakan untuk perbaikan mukosa vagina, jahitan subkutan, jahitan subkutikular, dan perbaikan laserasi periuretra.
·         catgut kromik 2-0 digunakan untuk perbaikan sfingter ani eksterna, perbaikan laserasi serviks, perbaikan laserasi dinding vagina lateral, dan jahitan dalam terputus-putus pada otot pelvis.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih ukuran diameter benang adalah bahwa otot memerlukan benang yang lebih kuat. Semakin besar nomornya, benang semakin halus dan semakin kecil nomornya, semakin berat benang dan semakin kuat tegangan benang.
Ukuran dan tipe jarum yang biasa digunakan adalah jarum jahit umum (General Closure), swage-on (terpasang benang).
    1. Penggunaan jarum traumatik yang tidak tepat, bukan jarum bundar atraumatik. Jarum ini berbentuk segitiga dan setiap sisinya memiliki sisi pemotong. Banyak klinisi yakin baha jarum potong tidak dibutuhkan untuk prosedur penjahitan. Mereka lebih memilih jarum bundar yang memiliki titik runcing dan akan melewati jaringan lunak dengan mudah dan dengan trauma yang lebih sedikit. Apabila menggunakan jarum bundar akan lebih sedikit kemungkinan untuk menusuk atau menyebabkan laserasi pembuluh darah.
    2. Jumlah pungsi jarum yang berlebihan yang tidak perlu terjadi, dapat disebabkan oleh :
Ø  Penempatan jahitan yang salah sehingga perlu diangkat dan dijahit lagi.
Ø  Terlalu banyak jahitan, terlalu rapat. Terlalu banyak jahitan juga berarti jumlah benang yang berlebihan di dalam luka, yang mempelambat proses penyembuhan dengan menyebabkan reaksi inflamasi terhadap benda asing.anda harus merencanakan dengan cermat prosedur penjahitan sebelum mulai menusukkan jarum ke wanita.
    1. Strangulasi jaringan karena jahitan yang terlalu ketat. Strangulasi jaringan mengurangi kekuatan jaringan dan, jika jahitan terlalu ketat menyebabkan sirkulasi tidak adekuat bahkan dapat menyebabkan jaringan lepas.
    2. Tindakan berulang membersihkan dan menyentuh luka yang tidak perlu. Tindakan ini dapat menyebabkan trauma lebih lanjut dan mengganggu pembekuan darah, terutama jika menggunakan spons untuk menggosok-gosok, bukan untuk menyerap.
    3. Penggunaan instrument yang merusak jaringan.
  1. Angkat bekuan-bekuan darah sebelum penjahitan luka. Apabila bekuan darah ikut tejahit dapat menjadi tempat untuk pertumbuhan bakteri, reaksi inflamasi, dan kerusakan jaringan serta menggagalkan proses perbaikan.
  2. Pastikan hemostasis yang terlihat sebelum menjahit luka. Hal ini menghindari pembentukan hematoma yang secara keseluruhan dapat mengganggu proses perbaikan yang disertai infeksi dan kerusakan jaringan serta kegagalan perbaikan.
  3. Penyatuan jaringan yang akurat, menutup semua kemungkinan adanya ruang sisa. Ruang sisa telah melemahkan kemampuan penyembuhan jaringan. Selain itu juga menyebabkan timbulnya suatu titik yang tidak menghasilkan tekanan, yang kondusif untuk pembentukan hematoma, juga dapat menjadi fokus pertumbuhan bakteri dan infeksi. Simpul harus cukup pas untuk memastikan perlekatan, tetapi tidak ketat, yang dapat menyebabkan nekrosis jaringan.

Benang yang sering digunakan untuk memperbaiki episitomi dan laserasi adalah catgut kromik. Catgut adalah benang yang dapat diserap karena terbuat dari jaringan binatang (usus sapi) dan terutama terdiri dari kolagen. Kolagen adalh suatu protein asing dalam tubuh manusia dan terurai oleh kerja enzim pencernaan (proteolisis). Catgut kromik adalah benang catgut yang telah dikombinasi dengan garam-garaman krom. Fungsi garam-garam krom ini adalah menunda proses proteolisis yang menyebabkan catgut diabsorpsi, sehingga memperpanjang waktu agar benang dapat dipertahankan dalam jaringan bersama-sama selama proses penyembuhan. Catgut akan diabsorpsi kurang lebih dalam 1 minggu dan akan mulai kehilangan kekuatannya dalam 3 hari. Catgut kromik menunda absorpsi selama 10 sampai 40 hari, dan umumnya dapat mempertahankan kekuatannya selama 2 sampai 3 minggu. Hal ini dapat menyokong luka dengan periode waktu yang lebih lama sementara luka tersebut mengalami proses penyembuhan.
Catgut memiliki kerugian, menyebabkan reaksi peradangan jaringan yang mencolok. Hal ini dapat menyebabkan edema, yang menyebabkan ketegangan pada benang dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan. Akibatnya terbentuk jaringan parut yang berlebihan.
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum penjahitan luka perineum :
Ø  Mengukur kedalaman luka sebelum penjahitan sehingga dapat diidentifikasi kedalaman sebenarnya yang perlu diperbaiki di bawah lapisan mukosa.
Ø  memulai setiap garis benang sekurang-kurangnya 1 cm melebihi apeks luka agar dapat mencakup setiap pembuluh darah yang diretraksi.


1.4  Penjahitan Ruptur Perineum Tingkat II
Bagian apeks vagina yang mengalami laserasi diidentifikasi. Dibuat jahitan kira-kira 1 cm diatas apeks laserasi, kemudian mukosa vagina dan fascia rektrovagina dibawahnya dijahit jelujur.
Penjahitan harus mengikutsertakan fascia rektrovagina, dimana fascia ini jaringan yang berfungsi menyokong bagian posterior dari vagina. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu kebawah cicin hymen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di perineum dan bagian atas laserasi.
Teruskan kearah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan, menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Tusukkan jarum dari robekan perineum kedalam vagina. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina.
Keuntungan-keuntungan Teknik Penjahitan Jelujur :
Ø  Mudah dipelajari dan cepat
Ø  Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan
Ø  Menggunakan lebih sedikit jahitan

Artikel Terkait

Penjahitan Luka Episiotomi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email