Monday 24 October 2016

Etika Berbicara Dalam Kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN 

 1.1  Latar Belakang
Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karna dengan berbicara kita dapat berkomunkasi, antara sesama manusia, menyatakan pendapat, meyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya.
Kalau diamati dalam kehidupan sehari-hari, banyak didapati orang yang berbicara. Tetapi tidak semua orang dalam berbicara itu memiliki kemampuan yang baik didalam menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan kingginannya, dengan kata lain tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik didalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkanyya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang pas dengan keinginan sang pembicara.
Kegiatan berbicara dapat dilakukan dengan beragam tujuan. Jika memperhatikan tujuan, tentu pembicara akan menempatkan dirinya sebagai penyampai informasi, menghibur, atau memotivasi. Kegiatan itu akan berpengaruh terhadap gaya dan teknik penyampaiannya. Jika bertujuan untuk menyampaikan informasi, pembicara dapat bersuara datar dan tidak terlalu sering melakukan gerakan kinestetik lainnya. Jika bertujuan untuk menghibur, pembicara diwajibkan untuk dapat menampilkan sikap empati dan simpati melalui raut muka dan gerakan anggota tubuh. Jika bertujuan untuk memotivasi, pembicara harus bersuara lantang, jelas, dan sarat makna. Dan itu memerlukan kemahiran tersendiri.
Karena kegiatan itu dilaksanakan di depan publik atau banyak orang, pembicara perlu mengetahui etika sebagai pembicara. Etika adalah kesantunan atau batasan norma untuk menghormati lawan tutur atau lawan bicara. Ada banyak etika, adab dan sopan santun dalam berbicara yang diketahui dan dianut oleh masyarakat.
  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Etika yang baik dalam berbicara
        Berbicara merupakan rutinitas yang sering dilakukan oleh manusia. Dengan berbicara kita dapat menyampaikan pendapat dan sebaliknya kita juga dapat mengetahui keinginan orang lain. Bila kita berbicara dengan sopan maka dapat mendatangkan teman. Namun jika berbicara tidak sopan maka akan mendatangkan banyak musuh. Etika dalam berbicara perlu kita perhatikan. Sebab, dalam bermasyarakat kita pasti berhadapan dengan orang lain yang memiliki sifat dan sikap berbeda satu sama lain. Etika yang baik dalam berbicara yaitu :
a.    Gaya bahasa
         Gaya bahasa yang digunakan pada saat kita berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua, orang yang baru kita kenal dan dengan orang yang sudah kita kenal dengan baik tentu berbeda. Kita harus dapat membedakannya dan menempatkannya dengan benar. Bukan sekedar dengan siapa kita berbicara tetapi juga menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang ada, karena jika kita tidak dapat menempatkannya dengan benar kita akan dinilai sok akrab bahkan dianggap tidak sopan dan tidak tahu diri.
b.    Intonasi
Intonasi menandakan emosi. Orang akan dapat dengan mudah menilai kita hanya dari intonasi kita pada saat berbicara. Gunakan intonasi dan penekanan yang tepat serta kontrol emosi pada saat berbicara di depan umum.
c.    Volume suara
Volume suara harus disesuaikan dengan beberapa faktor seperti dengan siapa kita berbicara, besar ruangan, banyaknya orang dalam ruangan, jarak antara kita dan orang yang kita ajak bicara serta apa yang sedang kita bicarakan.
d.   Bahasa tubuh dan ekspresi
Berusahalah untuk menatap lawan bicara kita karena itu menandakan bahwa kita tertarik dan menghargainya. Hentikan sejenak pekerjaan yang sedang kita lakukan untuk sekedar mendengarkan dan merespon atau menjawab pertanyaan dari orang lain.
e.    Fokus pada lawan bicara
Dengan fokus pada lawan bicara tentunya lawan bicara akan mudah mendapatkan maksud pembicaraan.Jangan sampai anda berpaling dari lawan bicara,karena topik akan pecah dan tidak jelas.
f.     Jangan mengeluarkan perkataan yang tidak pantas
       Lupakan dan jauhkan perkataan kotor dalam bicara anda.Perkataan kotor biasa akan merusak pembicaraan dengan lawan bicara. kadang juga nyambung,tetapi efek dari perkataan kotor itu yang mencerminkan pribadi kita dimata lawan bicara.
g.    Sopan dalam berbicara
Sopan dalam berbicara kepada orang yang lebih tua, misalkan pada orang yang lebih tua sebaiknya kita tidak menggunakan kata “aq” dalam berbicara, sebaiknya kita gunakan saja kata “saya” dalam berbicara kepada orang yang lebih tua
h.    Menempatkan bahasa yang baik digunakan pada saat-saat tertentu.
i.      Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
     Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah ra telah menuturkan, "Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat mengihitungnya." (Muttafaq 'alaih).
j.      Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya.
k.    Menghindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan
l.      Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok, dan memandang rendah orang yang berbicara
m.  Berbicaralah sesuai dengan tingkat pemahaman lawan bicara
       Masyarakat kita berbeda – beda karakter, kebiasaan, maupun bahasa. Sebaiknya berbicara menyesuaikan dengan pemahaman lawan bicara kita.
n.    Awali dan ahiri pembicaraan dengan senyuman
    Senyuman dapat membuat lawan bicara kita tersapu malu dan baik kepada kita.Lawan bicara belum mengatakan sesuatu tetapi kita sudah memberikan sebuah hadiah yang enak dipandang mata yaitu ” senyuman ”.

2.2 Macam-macam etika dalam berbicara
Berbicara bukan hal yang asing lagi bagi kita karena berbicara sudah merupakan kebiasaan kita setiap harinya tapi ada baiknya dalam berbicara menjaga sopan santun baik berbicara ketika bercanda maupun berbicara ketika serius. Etika berbicara terbagi 2 yaitu :
a. Etika berbicara dalam lingkup bercanda
1.    ada baiknya ketika bercanda terhadap orang yang lebih tua dari kita tidak ada kalimat yang mengandung unsur tidak sopan misalnya memakai kata loe atau gue terhadap orang yang lebih tua dari kita.
2.    ketika bercanda tidak ada unsur menyinggung perasaan orang lain.
3.    tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan ketika bercanda.
4.    berbicara dan bercanda dengan sopan tanpa menggunakan kata-kata atau kalimat yang tidak baik .
b. Etika berbicara ketika serius
1.    tidak bercanda ketika orang lain sedang berbicara serius karena kemungkinan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat memicu pertengkaran.
2.    ada baiknya menggunakan kata saya atau anda terhadap orang yang lebih tua dari kita maupun pada saat rapat atau ketika dalam pembicaraan yang sedang serius.
3.    menggunakan kata-kata atau kalimat yang sopan tidak mengandung unsur mencaci maki .ketika berbicara dalam hal serius tidak kebawa emosi.

2.3 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berbicara
Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada saat kita berbicara dengan orang lain, seperti :
a.    Memotong pembicaraan orang lain
b.    Menggunakan bahasa yang kasar & jorok
c.    Menggunakan istilah-istilah yang tidak umum yang hanya diketahui oleh sebagian orang
d.   Memonopoli pembicaraan
Sangat mendasar memang tetapi pada kenyataannya masih banyak diantara kita yang melakukannya dan menurut pengamatan saya hal itu disebabkan oleh :
1.    Ketidaktahuan
          Lingkungan pergaulan, latar belakang pendidikan, budaya, status sosial dan ekonomi adalah faktor penyebab ketidaktahuan seseorang terhadap etika yang berlaku. Ketidaktahuan ini dapat diminimalisasi dengan cara:
a. Introspeksi
Mengamati orang lain lalu membandingkannya dengan apa yang telah kita lakukan, menerima masukan dan kritikan orang lain kemudian merenungkannya serta membuat penilaian tentang diri kita secara jujur adalah langkah pertama yang dapat kita lakukan.
 b. Belajar
Hidup adalah proses pembelajaran yang berkesinambungan. Setiap hari bahkan setiap jam selalu ada kejadian atau hal-hal yang dapat kita pelajari. Mempelajari etika dalam berbicara dapat dilakukan dengan banyak cara, dengan mengamati orang lain atau membaca buku dan artikel atau juga dengan mengikuti sekolah atau seminar-seminar tentang kepribadian.

c. Melakukan perubahan
Bukan berubah menjadi orang lain tetapi melakukan perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hanya orang bodoh yang setelah melakukan introspeksi tidak mau belajar dan melakukan perubahan dan hanya orang yang sangat-sangat bodoh yang tidak mau melakukan ketiganya.

2.    Kesengajaan
Melakukan pelanggaran etika pada saat berbicara hanya karena ingin dianggap lucu atau lugu. Menyebalkan memang, disaat orang lain menonjolkan kelebihannya untuk menutupi kekurangannya, masih ada saja orang yang menonjolkan kekurangannya hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
        Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa etiket dan etika mempunyai kesamaan dari segi norma dan perilaku setiap manusia. Etiket dalam berbicara sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain kualitas pesan yang kita sampaikan, cara kita berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain juga memperlihatkan pribadi kita sebenarnya. Jadi, sukses atau tidaknya pergaulan, bahkan karier sering kali ditentukan oleh kemampuan berbicara.
3.2  Saran
Untuk menjamin terbinanya pergaulan dalam masyarakat diperlukan etika dalam berbicara seperti sikap yang sopan santun, menghormati orang tua, bicara yang baik kepada orang tua.Di dalam pembicaraan harus menggunakan tata bahasa yang sopan dan tidak boleh mengeraskan bunyi suara dalam berbicara.



DAFTAR PUSTAKA

Hasyim, Masruroh. 2012. Etika Keperawatan . Health Books. Jakarta.




Artikel Terkait

Etika Berbicara Dalam Kebidanan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email